Mengapa Masjid menjadi ketakutan bagi jamaah?

 





Oleh:

Idham Okalaksana Putra

 

            Umplung, kotak amal kayu, kotak amal stainless, kadrdus, tong sampah plastic, dan segala macam bentuk untuk menampung uang untuk pembangunan masjid sering kita lihat dan saksikan bersama-sama diberbagai penjuru tanah air Indonesia.  Banyak masjid-masjid yang meminta sumbangan untuk pembangunan masjid.  Membangun dan terus membangun bangunan fisik. Apakah Ndak boleh membangun masjid fisiknya?. Boleh dong.. lalu apa yang menjadi laranga?.  Yang menjadikannya larangan adalah “membebani jam’ah”. Memangnya ada jama’ah yang terbebani dari dibangunya masjid? Ada. Lha kok bisa? Kan itu buat amal jariyah, toh nanti buat mereka juga bat tabungan mereka diakhirat. Kok malah beban?. Nah itu yang perlu kita kupas bersama.

            Memang benar setiap pembangunan masjid ada sumbangan dari para jama’ah yang ada dilingkungan masjid atau sumbangan dari pihak luar diluar masjid untk pembangunan fisik masjidnya, dan itu sah-sah saja.  Lalu kenapa jadi masalah?, ya menjadi masalah karena esensinya banyak yang terlewatkan. Karena fokus pada pembangunan fisik bangunananya bukan kualitas jama’ah yang sholat didalmnya juga tidak memangun kuantitas jama’ah yang sholat didalamnya.

            Jika berbicara pahala atau ganjaran itu memang sudah ada ketetapanya, dan hanya Allah saja yang Maha Mengetahui hal tersebut. Namun mari kita lihat dari sisi lainya. Dimana beberapa orang, atau mungkin orang kebanyakan yang takut ingin mengungkapkan bahwa masjid yang sedang membangun adalah “momok” atau ketakutan yang timbul pada diri umat muslim jika ada pembangunan masjid.  Mengapa? Karena dimintai duit oleh panitia pembangunan masjid. 

            Ada yang menyumbang da nada yang tidak, tapi kebanyakan jika dibangun masjid selalu saja ada ketakutan kalau-kalau diminati iuran, padahal biaya hidup sudah sangat banyak. Ya tidak memungkiri kalau rezeqi dari Allah, tapi perlu ada wawasan yang lebih baik untuk menanggulangi keuangan atau arus kas yang masuk ke masjid yang tidak hanya mempercantik bangunan dan fisiknya saja, namun juga harus mempercantik kualitas ibadah orang yang sedang beribadah didalamnya, terlebih lagi bagaimana caranya mempecantik jumlah jama’ah yang sholat.  Bukan hanya 2 shof yang terdiri dari 1 imam dan1 makmum saja, atau 1 imam dan 2-5 orang makmum saja, tapi bagaimana membuat masjid yang sudah ada dan layak digunakan bisa menampung jama’ah sesuai dengan kapasitas daya tampungnya.  Walau kecil tapi jama;ahnya selalu full. Nah ini yang bersama-sama kita harapkan.  Banyak masjid yang kita lihat lebih banyak yang sholat para orang-orang tua. Apakah ndak boleh?, ya justru sangat boleh, siapa saja boleh sholat.  Tapi yang lebih perlu kita berdayakan bersama adalah yang sholat adalah para pemudanya. Para pemuda yang masih dalam usia produktif dan kuat dalam menjalankan ibadah yang harus juga jumlahnya lebih banyak, bahkan mendominasi di masjid.

            Lah kan anak sekolah?. Tapi diwaktu selain waktu sekolah juga masih banyak. Ada sholat subuh, maghrib dan Isya, dimana pada waktu ini layaknya para pemuda, dari anak-anak, remaja, dan dewasa seharusnya mendominasi keberadaanya di masjid, namun bagaimana kenyataanya?  Silahkan di jawab sesuai kondisi di lingkungan masing-masing.  Secara global perlu diperhatikan bagaimana kondisi yang kebanyakan di waktu tersebut apakah jumlah yang sholah penuh dengan para pemuda?.  Semoga kedepanya semua masjid makin ramai dan penuh dengan para pemuda yang semakin giat sholat di Masjid. 5 waktu kalau bisa full. Amiin

            Nah mengapa perlu membangun kualitas dan kuantitas jama’ah yang sholat di Masjid ?.  karena akan berpengaruh pada berkembangnya moral dan akhlak yang ada pada setiap generasi emas yang berjiwa islami di masa yang akan datang.  Jika tidak dimulai dengan membangun kualitas dan kuantitas para pemuda yang mau dan senang sholat berjama’ah di masjid, maka jika dibiarkan, akan kita lihat banyak masjid yang menjadi sarang laba-laba dibanyak tempat, setelah para senior kembali untuk menghadap dan mempertanggung jawabkan amal perbuatanya di hadapan Allah.

            Mari kita bedah satu persatu, mengapa menjadi ketakutan kalau sedang ada pembanguna masjid.

a.    Takut ditarik / dimintai sumbangan, karena ada:

1.    Banyaknya pengeluaran bulanan dan harian

2.    Memenuhi kebutuhan makan harian terkadang masih kurang

3.    Memenuhi kebutuhan sekolah, seragam, spp, alat tulis dan lain sebagainya.

4.    Biaya kesehatan masih ada

5.    Biaya cicilan beraneka macam

6.    Memberikan uang untuk orang tua

7.    Memberikan hadiah untuk orang terdekat

8.    Dan beraneka macam kebutuhan lainya.

b.    Iuran di lingkungan rumah, kantor, organisasi, keluarga, dan lain sebagainya.

c.    Memang tidak ada uang sama sekali.

Walaupun tidak hanya uang yang dapat diberikan namun, masih menjadi hal yang lumrah jika seumbangna selalu identic degan uang. Karena denganya semua kebutuhan dapat dipenuhi untuk pembangunan masjid.  Walau ada juga yang membantu dengan pikiran, tenaga, masukan dan lain sebagainya, namun yang sangat efektif dan langsung dapat digunakan untuk membeli segala kebutuhan bangunan adalah dengan Uang

Maka dari itu semua pihak yang terkait dengan pembanguan masjid bisa unutk membuat sebuah inovasi yang tidak hanya digunakanuntuk memperluas dan memperbesar bangunan masjid saja, namun juga memperbesar fasilitas jama’ah dan juga kenyamanan jama’ah yang akan melaksanakan ibadah di Masjid.

Mungkin bisa banyak cara yang dilakukan oleh para pengurus masjid untuk membuat masjid yang dikelola makin maju dengan jumlah jama’ahnya yang banyak.  Namun dalam hal ini penulis memberikan saran untuk segala bentuk keperluan yang diinginkan masjid dalam bentuk kemakmuran dapat dikelompokkan dalam kotak amal yang berbeda-beda, sekaligus dijabarkan dalam bentuk tulisan ataupun selebaran yang di baca jama’ah mengenai maksud dan tujuan diadakan sebuah kegiatan atau penambahan fasilitas dan lain sebagainya untuk kemakmuran masjid.  Setelah itu fokus dengan apa yang sudah ada dan tidak selalu melibatkan jama’ah yang datang untuk sholat atau warga sekitar yang setiap kali ada kegiatan pasti akan merasa takut kalau dimintai uang dari masjid.  

Dari sedikit apa yang bisa penulis urai diatas kiranya dapat menjadikan kita semua yang sedang menfurus madjid atau dalam istilah ketakmiran masjid benar-benar memberikan pelayanan kepada seluruh jama’ah dan tidak hanya memberikan informasi mengenai kegiatan kepada seluruh jama’ah yang ingin sholat dengan tenang dan tidak terganggu dengan uang mereka. Cukup dengan menyediakan berbagai macam kotak atau apapun itu untuk masing-masing jama/ah memilih progam apa yang ingin mereka bantu dengan apa yang mereka dari uang atau, tenaga dan lain sebagainya sehingga nuansa ibadah didalam masjid tidak menjadi “momok” menakutkan kalu datang ke masjid mesti harus bawa uang, kalau ndak bawa malu dengan jama’ah lainya karena tidak ikutan menyumbang.

Hadanallah Waiyyakum

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Blitar, Sabtu,2 Oktober 2024

Di kamar anak, dengan menulis diatas meja belajar yang sudah rapi nuansa putih dikamar anakku.

No comments:

Post a Comment

Iman itu beramal saleh

Iblis merupakan salah satu makhluk yang Allah ciptakan dari bahan dasar api.  Inggris merupakan makhluk yang sangat taat di kalangan para ma...