Daun Dzikir

 


Oleh:

Idham Okalaksana Putra

Hari senin tanggal 13 Mei 2024, kami melakukakn perjalanan untuk bersilaturahmi ke Yayasan Muallaf At Tauhid yang berada di Jl Mayangkara no 21, Ketintang – Surabaya.  Disana ada beberapa orang yang berbincang dan juga beberapa keluarga yang tinggal di lingkungan Yayasan.

Kami memberikan informasi kepada salah satu teman kami untuk mempersiapkan diri perihal ujian tahsin yang diselenggarakan Griya Al Quran Surabaya untuk menjadi bekal bagi kami agar menjadi calon guru Mitra Griya Quran yang berkompeten.  Setelaah itu kami mulai berbincang dengan salah seorang muallaf yang baru datang bernama Adi.

Perbincangan umum mulai terjadi, atau bahasa templet perkenalan mulai bergulir.  Obrolan seru mulai mengalir terbawa suasana.  Dia banyak berbicara mengenai kehidupan yang sudah dijalani selama 7 tahun menjadi Muallaf sejak 2018.  Banyak hal yang beliau sampaikan perihal perjalanan menjadi muallaf dan suka dukanya.

Beliau mencoba untuk semangat mengenal islam dengan berbagai cara yang dilauinya hingga tiba pertemuan dengan sosok Dondy tan, seorang Muslim yang juga menjadi pendakwah di platform You tube di Jakarta. Pak Dondy juga seorang muallaf dan bergabung dalam Yayasan Pemina Muallaf At Tauhid daerah Jakarta.  Adi yang kala itu bersilaurahmi ke Jakarta menemui Pak Dondy dan diarahkan ke Surabaya untuk menemui Pak Handoko yang menjadi pengurus di area Surabaya raya.

Perjalanan pun dimulai.  Adi berangkat menuju Surabaya dengan biaya seadanya dan sampai di Surabaya dengan selamat.  Sesampainya di Surabaya Adi menggunakan Ojek Online untuk mencari alamat kantor Yayasan di Jl. Mayangkara.  Setelah sampai dan pertemu dengan pengurus Pak Handoko.  Penulis mulai dengan obrolan yang selanjutnya menjadi tema dari tulisan ini. Yakni Daun Berdzikir.

Ya, salah satu tema dari “Untukmu segala kesenangan”.  Dalam perbincangan dengan canda dan tawa.  Ada juga perasaan yang bercampur ketika Adi menceritakan kepahitan yang beliau rasakan, menjadi cerita yang silih berganti mengalir dalam pembicaraan tersebut. Hingga tiba dia mengeluarkan alat dzikir digital yang biasanya diletakkan di jari untuk berdzikir setiap waktunya.  Sebuah usaha yang luar biasa yang menunjukkan keserisuan untuk selalu berubah menjadi muslim dan mukmin yang taat. Dalam obrolan tersebut penulis mengungkapkan bahwa alat dzikir itu bisa digunakan juga untuk menghitung daun.  Kebetulan penulis duduk bersama dan datang juga Pak Handoko dikemudian dibawah pohon rindang yang ada dihalaman.

Dari celetukan penulis, Adi merasa sedikit tersinggung karena, penggunaan alat dzikir digital itu untuk berdzikir bukan untuk menghitung jumlah daun yang sedang menghalangi kami dari teriknya sinar matahari di Ibu Kota Provinsi jawa timur. Wajar jika guyonan itu menyinggung Adi, namun itu hanya sesaat karena dalam benak penulis, ungkapan alat dzikir itu sebagai penghitung jumlah dedaunan yang bertengger di pohon tersebut merupakan Dzikir terhadap penciptaan Allah yang sangat luar biasa mengenai Daun yang bisa bertumbuh dan hidup sebagai kesatuan dari pohon yang memiliki bentuk, warna, tekstur, ruas tulang daun dan lain sebagainya yang berbeda-beda diseluruh jenis daun yang Allah ciptakan dimuka bumi ini.

 Masya Allah, Maha Kuasa Allah yang menciptakan berbagai macam jenis dedaunan yang Allah ciptakan dengan fungsi, manfaat dan juga sebagai bentuk keindahan yang Allah berikan sebagai sebuah kenikmatan kita sebagai manusia untuk dapat kita lihat, pandang, tadaburi, teliti dan berbagai hal lainya yang Allah berikan kenikmatan dalam sebuah makhluknya yang kita sebut dengan DAUN.

Pandangan kami semua tertuju pada daun yang rindang yang jumlahnya belum kami hitung. Heheheh…. Karena butuh waktu berhari-hari untuk menghitung jumlah daun tersebut.  Ya, dari daun yang sepintas kita lihat dari ratusan bahkan ribuan daun yang ada pada pohon tersebut kita bisa melihat kuasa Allah yang ada.  Kami yang berada dibawah naungan pohon tersebut merasa kagum dengan penciptaan Allah tersebut.

Selanjutnya penulis menjelaskan maksud dan tujuan dari guyonan untuk menhitung daun dengan alat dzikir digital tersebut. Penulis mengungkapkan kembali pada surat Abasa Ayat 24, Allah berfirman, “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makananya”.  Ya daun adalah salah satu unsur yang dapat dimakan manusia dan juga oleh hewan.  Manusia bisa memandaatkan daun sebagai wadah makanan seperti daun pisang dan daun jati.  Dari dedaunan Allah ciptakan berbagai macam sayuran yang dapat dikonsumsi langsung ataupun dimasak.  Hebatnya lagi pada hewan Allah menciptakan organ-organ khusus yang bisa mengola jenis dedaunan yang berduri seperti kaktus yang bisa dimakan oleh Unta.  Masya Allah, Maha Kuasa Allah yang menciptakan berbagai macam jenis dedaunan di Alam semesta ini.

Dari daun yang ada disekeliling kami kala itu penulis ingin menjelaskan pada Adi bahwa dengan melihat daun bahkan kalau kita mau menghitung daun tersebut, maka ada dzikir kepada Allah.  Tidak hanya menghitung berapa daun yang ada disitu, namun bisa jadi ketika kita ingin menghitung daun tersebut kita lantunkan dengan ucapan tahmid, tahlil, takbir, dan dzikir yang lainya yang menunjukkan Kekuasaan Allah yang menciptakan dedaunan tersebut.

Dari daun banyak manusia yang bisa memanfaatkanya untuk sekedar memandang karena keindahan bentuknya, ada yang selanjutnya mengabadikanya menjadi sebuah foto dan video, ada yang sangat geli untuk segera melihat lebih dalam dengan mikroskop untuk diteliti bagaimana daun itu memiliki warna yang berbeda-beda, Siapa yang memberikan “Cat” warna / pigmen pada dedaunan tersebu?, bagaimana pigmen warna itu dihasilkan?, bagaimana dengan ruas tulang daun yang menjalar sehingga ada takaran yang pas yang tidak membuat dia teralu pendek ataupun memanjang yang tidak berkesudahan dan lain sebagainya yang semuanya Allah menjadikan dalam penciptaan daun dengan kadar dan takaran yang sangat proposional dalam penciptaanya.  Sekali lagi Masya Allah, Allahu Akbar, La Haula Walaa Quwwata Illa billah. Dan berbagai macam ucapan baik yang ingin selalu terucap ketika melihat kekuasaan Allah yang diberikan kepada manusia dimuka bumi ini, agar kita berfikir, mentadaburi, mengintrospeksi dan selalu berdzikir kepada Allah dimanapun, kapanpun, dan dengan kondisi bagaimanapun, kita tetap terus mengingat Allah.

Penulis menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan kepada Adi mengenai apa yang ingin penulis sampaikan dan ini menjadi pikiran yang tidak dapat terbendung sehingga penulis mencurahkan dalam bentuk tulisan ini yang berkesambungan dengan tema besar “Untukmu segala kesenangan” dalam buku ini.  Obrolan dengan Adi kembali bergulir dan penulis mengingatkan apa yang diucapkan oleh Pak Handoko kepada beliau bahwa yang penting “ Sholatmu dan Ngajimu apik.. wes talah gampang semuanya…” Ya itu adalah pesan Pak Handoko yang juga mengingatkan penulis untuk bisa belajar terus menjadi hamba Allah yang terus Istiqomah dalam beribadah kepada Allah dalam Sholat dan mengaji AL Quran, baik membacanya, mentadaburinya, mengkajinya, menulis makna yang terkandung didalamnya dan lain sebagainya, yang semata-mata tertuju pada Allah dan menjadikan diri penulis lebih mengenal Allah dalam mengarungi kehidupan ini.

Alhamdulillah tiba dipenghujung tulisan ini, penulis dapat mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan hati sehingga tulisan ini dapat selesai pada judul “Daun Berdzikir”, yang dipelopori dari kisah perjalanan Adi sebagai seorang muallaf yang berbincang ringan dibawah pohon di halaman Yayasan Pembina Muallaf At Tauhid.  Semoga kita semua yang membaca tulisan ini dapat terus melakkan kontribusi dalam hal apapun untuk Agama Islam ini, meneruskan kembali risalah Rasulullah untuk mengenalkan Allah dan semua yang menjadi Syariat yang Allah tetapkan dalam bentuk perintah dan larangan.  Sehingga kita semua menjadi seorang muslim yang “kaffah” dalam perjalanan menjadi seorang muslim dan mukmin hingga kita semua dipertemukan Allah didalam SurgaNya.

Hadanallah Wa Iyyakum, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

 

Sidoarjo, Rabu 15 Mei 2024 (06.44)

Di Rumah Trosobo Utama c1

(Menulis di atas meja belajar anakku Adam berwarna biru dengan gambar dinosaurus, didepan kipas yang hening karena tak berputar, dan sambil menunggu anakku bangun untuk mengantar sekolah)

 

No comments:

Post a Comment

Iman itu beramal saleh

Iblis merupakan salah satu makhluk yang Allah ciptakan dari bahan dasar api.  Inggris merupakan makhluk yang sangat taat di kalangan para ma...