Sebuah kotak persegi yang selalu beredar dimasjid
dan sering disebut sebagai kotak amal, merupakan hal yang sangat wajar dan
pasti selalu ada disetiap masjid atau mushola di Indonesia. Terkadang ada yang memang diedarkan keliling
saat kegiatan sholat jumat, Idul Fitri dan Adha, kegiatan ceramah dan lain
sebagainya yang sering dilakukan diligkungan masjid. Beberapa masjid juga ada yang tidak
mengedarkan kotak amal saat kegiatan tersebut, namun hanya diletakkan di depan
pelataran masjid.
Biasanya ada tulisan-tulisan yang menempel
disetiap kotak amal yang ada, mulai dari pembanguan masjid, anak yatim,
kegiatan sosial, buka bersama, ta’jil, dan lain sebagainya yang memang uang
tersebut akan digunakan untuk sebuah kegiatan yang sudah direncakan oleh
pengurus masjid. Pertanyaanya, mengapa
sampai sekarang kita banyak menemui laporan keuangan masjid yang nilainya
jutaan, puluhan dan bahkan ratusan juta uang yang dilaporkan kepada jamaah saat
sholat Jumat?, apakah belum disalurkan?,
Apakah belum tahu kemana alokasi uang tersebut digunakan dan dimanfaatkan? Atau
ada sesuatu apa yang menghambat uang itu keluar/ dimanfaatkan sehingga masih
dalam jumlah yang sangat besar?.
Pertanyaan-pertanyaan terseburt mungkin ingin
kita ungkapkan kepada pengurus masjid atau yang mengelola uang yang didapatkan
dari para jama’ah yang menyumbangkan uang nya di kotak amal yang sudah
disediakan. Namun apapun progam dan
kegiatan yang akan dilakukan seharusnya pemanfaatan uang yang sudah terkumpul
bisa lebih bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan penunjang agar masjid
makin makmur, dan bisa lebih luas lagi yakni apa yang sudah diberikan dan
dititipkan melalui amal dari para jamaah bisa dirasakan manfaatkan dan
fungsinya di masyarakat sekitar masjid. Intinya
keberadaan masjid dengan jumlah uang yang sangat banyak tersebut tidak hanya
disimpan saja dan menjadi uang yang semakin lama semakin menggelembung, namun
uang tersebut dapat berputar, dapat bermanfaat dan dapat dirasakan manfaat dari
apa yang sudah disumbangkan tersebut.
Kita sering melihat diberbagai sudut jalan di Indonesia
ketika banyak orang-orang yang meminta sumbangan untuk sebuah pembangunan
masjid, memang tidak salah dan memang sudah menjadi kebiasaan ketika
pembangunana masjid membutuhkan biaya besar, memang kegiatan amal yang
dilakukan dijalan-jalan raya dapat menjadi salah satu solusi agar pembangunan
tetap berjalan, namaun apakah harus selalu seperti itu, atau ada cara lain yang
lebih efektif dan baik?
Uang yang biasanya diberikan jamaah masjid akan
digunakan unuk opeerasioanal kegiatan masjid yakni semua pengeluaran yang rutin
dikeluarkan semisal, air, listrik, tukang bersih-bersih, wifi, khotib,
penceramah, imam, dan lain-lainya yang biasanya semua bentuk kebutuhan yang
memang diperlukan untuk kegiatan masjid setiap harinya. Namun apakah setelah itu uang yang dikelola
disimpan saja? Atau harus dikeluarkan? Agar menapatkan dan bisa lebih banyak
menyalurkan kebermanfaatan dari apa yang sudah diberikan oleh seluruh jamaah
atau orang-orang yang menitipkan uangnya dimasjid untuk beramal. Nah, menjadi pertanyaan kembali, apakah orang
yang sudah beramal, namun uangnya masih mengendap di masjid mendapatkan pahala
dari apa yang sudah diamalkanya?, hanya Allah yang tau dan yang Maha Memberi
Balasan sesuai dengan apa yang diniatkan seorang yang sudah beramal.
Lebih baiknya menurut penulisa, uang yang sudah
diberikan tersebut bisa lebih banyak alokasinya untuk lebih bisa dimanfaatkan
semaksimal mungkin untuk pengembangan suasana masjid yang lebih bisa menjadi
tempat yang nyaman, tempat penuh ketenangan saat beribadah, namun fasilitas
lainya yang bisa lebih membuat orang lebih suka berlama-lama dimasjid. Hal tersebut menurut hemat penulis bukan
hanya dilihat dari sudut pembangunan masjid yang megah, menara yang menjulang
dan lain sebagainya, namun lebih bagaimana membangun suasana yang lebih menarik
orang dengan memanfaatkan uang yang ada dari amal orang-orang yang berdema
tersebbut menjadi lebih banyak bisa dirasakan oleh orang-orang yang berada disekitar
lingkungan masjid, atau bahkan mereka yang jauh dari lingkungan masjid.
Maknanya yakni uang tersebut bisa mengakomodir
apa saja kebutuhan yang diperlukan masyarakat sekitar masjid untuk bisa
menjalani hidup lebih sejahtera dan terbantu dengan semua progam dan kegiatan
masjid yang diambil dananya dari uang amal yang berada di kotak-kotak yang
sudah disediakan. Agar uang tersebut
tidak hanya sekedar untuk operasioanl harian atau bulanan saja, namun uang
tersebut lebih banyak memberikan manfaat yang lebih dari pada itu.
Semisal unang operasional masjid 5 juta, ini
hanya perkiran saja, karena setiap kebutuhan operasional masjid atau mushola
diberbagai tempat akan berbeda-beda, tergantung bentuk bangunan, kegiatan yang
diselelngggarakn dan lain sebagainya. Namun
disini penulis ingin menggambarkan kondisi sederhana keuangan masjid yang
biasanya digunakan. Anggap saja tadi
butuh 5 juta setiap bulanya untuk keperluan wajib yang memang harus
dikeluarkan, nah selanjutnya ada uang lebih yang diberikan oleh jamaah dan
angkanya sangat besar hingga mencapai puluhan juta bahkan ratusan juta, padahal
uang setiap minggunya ketika sholat jumat dihitung uang yang didaptkan selalu
bertambah, sedangkan pengeluaran fix diangaka 5 juta. Maka dari itu harus dikemanakan uang sisa
tersebut?. Masing-masing masjid atau
mushola pasti mengetahui apa hal yang bisa dimanfaatkan dari sisa uang tersebut
agar tidak menumpuk.
Penulis melihat dan mengamati di beberapa masjid
ada yang jumlah keuanganya mencapai ratusan juta rupoah, sebuah nominal yang
sangat besar dan seharusnya manfaat dari uang tersebut bisa lebih besar lagi
dirasakan, namun kemanakah uang tersebut harus dikeluarkan?, mungkin masih
banyak masjid dan mushola yang bingung dan tidak tau harus diapakan uang yang
besar tersebut, karena keterbatasan pengetahuan, informasi dan kegiatan yang
seharusnya masing-masing pengurus masjid tau untuk apa uang tersebut bisa dimanfaatkan.
Kemarin, 17 maret 2024, penulis melakukan
kegiatan silaturahmi keluarga ke daerah Tulung Agung, ada sebuah muhola kecil
yang nyaman dan tenang yang memiliki jumlah kas hinga 30 an juta rupaiah. Masya
Allah sebuah angka yang sangat besar untuk sebuah Mushola yang kecil ditengah
desa di daerah Jawa Timur tersebut. Mungkin
memang rata-rata segitu didesa tersebut, penulis belum meneliti lebih mendalam,
namun angka ini sangat besar. Dan mungkin
manfaat yang lebih bisa dirasakan oleh masyarakat yang berada dilingkungna
mushola itu bisa lebih banyak dirasakan dari uang yang sudah terkumpul
tersebut. Didalam papan informasi juga
tertera berbagai macam kebutuhan yang dikeluarkan setiap minggunya, seperti
kebanyakan masjid dan mushola memberikan informasi pengeluaran yang dilakukan,
namun kemanakah uang sisa tersebut haru dikeluarkan? dibelanjakan?,
dimanfaatkan?, didistribusikan?, nah pertanyaan ini yang seharusnya dapat kita
pikirkan dan kita selaraskan bersama, agar setiap masjid dan mushola dapat
menyalurkan kemanajasakah pos-pos yang harunsya dapat menerima manfaat dari
uang amal para jamaah masjid dan mushola yang terkumpul.
Perlunya sebuah guideline atau SOP apa saja yang
dapat disebar luaskan informasinya keseluruh masjid dan mushola diseluruh
Indonesia mengenai apa saja yang dapat dimanfaatkan dari uang amal yang
diberikan para jamaah, yang tidak hanya berfokus pada pembangunan masjid, yang
berlantai 2 misal, yang memiliki tiang menjulang missal, yang memiliki lantai
bermarmer misal, yang memiliki kubah emas misal, yang punya pintu gerbang
raksasa misal, dan yang-yang lainya
dimana semuanya adalah kondisi untuk kemegahan masjid dan mushola saja, namun
yang lebih utama adalah bagaimana kemegahan itu dapat dirasakan oleh seluruh
jamaah yang datang dan bahkan lebih dari itu masyarakat sekitar juga dapat
merasakan kenikmatan dan kebermanfaatan yang lebih dari apa yang bisa
dimanfaatkan dari uang amal tersebut dalam pemenuhan kebutuhan rohani mereka dan
bahkan kebutuhan jasmani mereka.
Penulis memohon kepada Allah agar apa yang
menjadi kegundah gulanaan hati ini dapat tersalurkan dari tulisan pendek ini
dan semoga kita umat muslim juga lebih banyak yang memberikan kontribusi yang
lebih nyata terhadap apa saja yang dapat dimanfaatkan dari uang amal tersebut
dalam membangun dan menjadikan masjid-masjid dan mushola-mushola disekitar kita
bisa makmur baik kondisi bangunanya dan lebih utama kondisi kemakmuran mereka
yang beribadah dan mereka yang berada disekitar masjid dan mushola. Semoga Allah selalu memberikan hidayah,
petunjuk dan karuniaanNya kepada kita semua. Aamiin .
Dalam hal ini kiranya penulis ingin sedikit
memberikan informasi yang bisa jadi ini sudah dilakukan di berbagai masjid di Indonesia
dan bisa jadi ini merupakan hal baru yang sedikit dapat membantu untuk para
pengurus masjid dapat memanfaatkan uang yang ada untuk kebermanfaatan yang
lebih banyak lagi.
Penulis mencoba untuk membuat sebuah gambaran
sederhana mengenai pengeluaran yang biasanya dikeluarkan oleh pengurus masjid
dan mushola setiap bulanya, dan sekali lagi ini hanya simulasi sederhana,
karena pengeluaran setiap tempat dan lokasi pasti akan berbeda-beda.
Penulis umpamakan seperti tadi pengeluaran misal
5 juta setiap bulan dan setiap mingunnya uang sholat jumat selalu surplus atau
bertambah diangka 1 juta per pekan, gambaran sederhananya sebagai berikut dalm
sebuah tabel:
No |
Jenis pengeluaran |
Nominal |
Jumlah |
Total |
1 |
Air |
Rp
300,000.00 |
1 |
Rp 300,000.00 |
2 |
listrik |
Rp
500,000.00 |
1 |
Rp 500,000.00 |
3 |
Khotib Jumat per minggu |
Rp
400,000.00 |
4 |
Rp
1,600,000.00 |
4 |
Petugas kebersihan |
Rp
300,000.00 |
2 |
Rp 600,000.00 |
5 |
Air minum galon per bulan |
Rp
200,000.00 |
1 |
Rp 200,000.00 |
6 |
Penceramah 1 bulan sekali
|
Rp
400,000.00 |
1 |
Rp
400,000.00 |
7 |
Perlengkapan kebersihan |
Rp
200,000.00 |
1 |
Rp 200,000.00 |
8 |
Guru TPQ |
Rp
300,000.00 |
4 |
Rp
1,200,000.00 |
|
Total keseluruhan |
|
|
Rp
5,000,000.00 |
*Ini hanya perkiraan yang penulis buat dari
pengeluran tetap di masjid yang menjadi contoh.
Nah selanjutnya dapat kita tambahkan jika misal
pemasukan yang ada pada awal masjid didirikan adalah 9 juta, dengan pengeluran
fix 5 juta, maka setiap bulanya sisa 4 juta rupiah. Digambarkan dalam sebuah
tabel:
No |
Jenis |
Nominal |
1 |
Pemasukan Bulanan |
Rp
9,000,000.00 |
2 |
Pengeluaran bulanan |
Rp
5,000,000.00 |
|
Sisa |
Rp
4,000,000.00 |
Jadi, pemasukan masjid misalkan 9 juta perbulan
dikurangi operasional bulanan 5 juta, maka ada sisa uang sebesar 4 juta setiap
bulanya. Dan selanjutnya seperti itu maka dalam 12 bulan kedepan uang yang
terkumpul dari sisa uang yang ada sebesar 48 Juta Rupiah, sekali lagi ini hanya
contoh perhitungan sederhana sebagai bentuk gambaran.
Dapat kita semua lihat dari uraian diatas, bahwa
setiap masjid yang misalkan setiap bulanya mendapatkan 4 juta rupiah jika
selama setahun uang yang terkumpul sudah 48 juta. Dan semuanya sudah dipotong dengan pengeluan
fix setiap bulanya. Mungkin ditambah
dengan pengeluaran saat ada acara perayaan hari besar ataupun segala bentuk
persiapan menyambut lebaran. Kita anggap 8 juta, dengan begitu pemasukan masjid
selama 1 tahuan mencapai 40 juta rupiah.
Nah ini adalah angka yang sangat besar.
Mungkin beberapa masjid ada yang dibawah ini dan bahkan nilainya ada
yang lebih dari ini.
Selanjutnya bagaimana pemanfaatanya?, Baik, jika
masjid dan mushola memiliki pos-pos anggaran yang sudah terencana semisal
diatas, maka hal itu bisa menjadikan keuangan yang ada bisa tersalurkan dengan
baik, bagaimana yang belum memiliki kegiatan dan progam?, nah dari sini penulis
ingin mengajak untuk bisa bergandengan tangan dan memikirkan bersama, apa saja
kegiatan yang sekiranya dapat dimanfaatkan dari uang yang ada tersebut.
Sebagian besar mungkin dari pembaca sudah
merasakan dari apa yang sudah diberikan dari pemnfaatan uang amal yang disalurkan
dengan baik, dan kemungkinan sebagaian kecil yang belum. Maka dari itu dukungan
dan juga usaha bekerjasama untuk memakmurkan masjid menjadi tanggung jawab kita
bersama agar kita selalu mengingat pesan Allah dalam Firmanya, yakni saling
tolong menolong dalam kebaikan dan kebenaran.
Penulis kiranya ingin memberikan beberapa
kegiata, progam atau apa saja yang mungkin dapat membantu para pengurus masjid
untuk bisa memanfaatkan besarnya dana yang ada di kas-kas masjid agar lebih
bisa dimanfaatkan lebih luas lagi dan tidak terpaku pada pengeluran fix setiap
bulanya.
Beberapa hal yang dapat dilaksanakan adalah
sebagai berikut dalam sebuah uraian:
1. Laundry. Masjid dan mushola pasti mempunyai
perlengkapan ibadah untuk menunjang kegiatan sholat dan kegiatan lainya untuk
memakmurkan masjid, mulai dari perlengkapan sholat dari baju taqwa, mukenah,
peci,sajadah dan semua barang yang bisa dicuci.
Maka dari itu untuk menjaga kebersihan dan kesucian, ada baiknya jika
semua perlengkapan sholat yang dapat digunakan untuk sholat dapat diLaundrykan
atau dicuci berkala setiap minggu atau 2 pekan, agar kebersihan dan kesuciannya
tetap terjaga dengan baik.
2. Vacum
karpet, selain petugas kebersihan yang disejahterakan bulananya sesuai dengan
kadar kemampuan masing-masing masjid, kegiatan selanjutnya adalah memberishkan karpet
atau alas yang menjadi tempat sujud. Masing-masing
masjid pasti berbeda, ada yang langsung dengan tekel masjid sebagai tempat
unutk sujud, atau dengan karpet dan alas yang digunakan para jamaah untuk
sujud. Maka dari itu sekiranya biayanya
mencukupi dapat dilakuakn kegiatan besar untuk membersihkan alas tersebut
kepada pihak ke tiga agar perputaran uang dapat bermanfaat. Kegiatanya bisa dilakuakn mingguan atau
bulanan. Dengan begitu setiap orang yang
sujug akan merasakan kenyamanan saat sujud, dengan kondisi alas yang baik,
lembut, harum dan bersih.
3. Air
minum dan makanan, untuk hal ini sebagian besar masjid sudah menjalankan dan
bisa lebih diperbanyak jumlahnya dan jenisnya sehingga para jamaah yang datang
bisa merakan keberkahan dari air dan makanan yang diberikan saat mereka
beribadah, berkunjung dan berkegiatan lainya di masjid. Memang hal ini bisa dilakukan pada beberapa
moment atau acara tertentu namun, jika kegiatan ini dilakukan setiap hari
dengan jumlah dana yang cukup, Insha Allah akan makin banyak yang beramal,
karena apa yang diberikan langsung tersampaikan pada siapa saja orang yang
mengunjungi masjid. Mungkin masih banyak
disekitar masjid mereka yang kelaparan dan malu meminta, atau para musafir
dalam perjalanan yang kehabisan bekal, bahkan anak-anak kecil yang tidak
mendapatkan uang jajan dari orang tuanya yang dapat merasakan juga kebahagian
ketika mereka datang kemasjid, mereka sudah disuguhi dengan aneka macam minuman
dan hidangan yang dapat mereka nikmati saat selesai beribadah. Mungkin ada yang menanyakan, Loh kalau gitu
niatnya gak sholat jadinya, malah mengharap-harap makan? Kalau sudah ketemu orang yang begini, Ya kita
serahkan kembali ke Allah, yang lebih utama memberikan kebahagian dalam diri
seorang muslim itu lebih utama, dan semoga dengan meraka yang menyumbangkan
uangnya tersebut dapat memperolah balasan dari Allah degan sebaik-baiknya
balasan, dan bagi mereka yang menerima manfaat dari apa yang sudah disediakan
di masjid dalam bentuk minuman dan hidangan semoga menjadi lebih bersemangat
dalam beramal dan berbuat kebaikan. Karena
untuk niat seseorang hanya Allah yang tahu dan setiap kebaikan yang dimulai
dengan niat yang baik akan mendapatkan kebaikan sesuai dengan apa yang
diniatkanya. Untuk pembahasan ini
mungkin akan sangat panjang karena Air dan makanan adalah kebutuhan utama untuk
hidup.
4. Uang
jajan dan SPP sekolah. Hal ini mungkin
terlihat aneh dan untuk apa , namun bila diambil dan ditarik garis yang lebih
mendalam, maka manfaat dari uang amal sebagai bentuk untuk biaya SPP atau untuk
uang jajan bagi mereka yang membutuhkan adalah sesuatu yang sangat berharga. Penulis ingin memberikan sedikit gambaran
ringan dari apa yang menjadi pikiran yang ingin diungkapkan untuk memanfaatkan
uang amal yang ditema masjid ataupun mushola.
Jadi begini, uang yang ada tersebut dimanfaatkan untuk membiayai
anak-anak disekitar lingkungan sekolah yang memang membutuhkan biaya untuk
keperluan sekolah. Anak-anak
dilingkungan masjid bisa dimotivasi untuk bisa holat berjamaah dimasjid dan
nantinya siapa saja yang sesuai dengan ketentuan yang ada dalam menjalani
kegiatan di masjid akan mendapatkan bantuan uang jajan dan SPP. Anak-anak bisa diajak untuk berbagi tugas,
misal ada 5 anak yang memang membutuhkan, ini hanya permisalan, bisa lebih dari
ini. Dari 5 anak ini, sebagai pengurus
masjid kita dapat memberikan tugas berupa:
a. 1
anak menjadi Muadzin + Iqomah
b. 1
anak menjadi penyambut jamaah sholat,
c. 2
anak menjadi petugas kebersihan
d. 1
anak menjadi pembaca Al Quran sebelum dimulainya sholat, baik menjalang sholat
fardhu atau sholat jumat.
Dan lain sebagainya
yang sekiranya mudah dapat dapat dilakukan anak-anak dalam rangka memakmurkan
masjid, dan dari mereka dapat digilir tugasnya, selanjutnya setiap minggunya
mereka diberikan hak dari uang yang terkumpul untuk uang jajan mereka atau SPP
mereka, jadi mereka anak-anak yang tinggal dilingkungan masjid, merasa memiliki
masjid, Toh, jika nantinya ada yang berucap:” masak anak-anak jadi pekerja di
masjid?”, hal itu adalah sesuatu yang berbeda, dari maksud penulis. Sejatinya tugas dan amanat yang diberikan
adalah untuk sarana melatih mereka bersosialisasi dan semangat berkerja dalam
segala kondisi agar mereka terlatih untuk beradaptasi dengan kondisi apapun. Selanjutnya
uang SPP dan jajan adalah sebagai bentuk capaian yang dapat mereka rasakan
setelah berusaha untuk bisa memakmurkan masjid.
Harapanya ketika mereka dewasa mereka akan mengenanng masa-masa indah
mereka di masjid, karena masjid memperdulikan mereka untuk memenuhi kebutuhan
mereka dalam bentuk uang jajan dan SPP sekolah mereka. Harapanya mereka bisa kembali memakmurkan masjid
mereka atau bahkan masjid-masjid lainya dengan cara yang berbeda.
5. Ta’jil
Senin-kamis, Ibadah puasa merupakan ibadah yang hanya Allah saja yang nantinya
memberikan balasan yang sempurna bagi mereka yang mengamalkanya. Masjid dapat memiliki peranan tersebut. Menyediakan Ta’jil untuk berbuka bahkan
hidangan setelah berbuka selesai sholat maghrib, memberikan kesan tersendiri,
bahwa masjid memberikan sarana tersebut, dan bagi mereka yang puasa tidak
menjadi sungkan untuk berbuka di masjid, dan bahkan bisa jadi menjadi kegiatan
rutinan masjid yang bisa menginspirasi banyak orang di sekitar masjid untuk
bisa berpuasa bersama di hari senin dan kamis. Dan kembali lagi semua hal ini
berkaitan dengan minuman dan makanan yang disebutkan penulis diatas.
6. Sembako. Kebutuhan pangan agar dapur tetap mengebul
menjadi hal yang selalu dibuthkan dalam kehidupan berumah tangga. Semisal beras,
minyak, telor dan lain sebagainya dapat menjadi sesuatu yang sangat berharga di
masa sekarang ini dengan naiknya harga-harga kebutuhan tersebut tanpa ada masa
turun harga. Selalu naik dan naik
menjulang langit tapi tak pernah turun ke bumi. Ya harga yang semakin tidak
terjangkau tersebut karena ingin menembus langit dapat diringankan dengan
progam masjid sebagai wadah memberikan bantuan berupa sembako murah dengan
konsep, membayar dengan setengah harga dari apa yang ada dipasaran. Mekanismenya mungkin seperti koperasi. Masjid bisa menjadi salah satu donator yang
menyediakan semobako tersebut dengan harga murah walaupun tidak setiap hari,
namun kegiatan tersebut dapat dilakukan agar mereka yang ingin mendapatkan
sembako dapat dengan sukarela berjamaah di masjid. Walau nantinya ada yang
bilang:” Ke masjid kan untuk ibadah, kok malah cuman ingin dapat sembako murah?” kalau ada yang seperti ini maka bukan seperti
niat yang dimaksudnkan penulis, karena kegiatan ini hanya sebuah cara agar
orang dapat merasakan nikmatnya datang dan sholat di masjid dengan niat apapun
dan selanjutnya ketika selesai beribadah pikiran mereka tenang tidak terganggu
dengan harga sembako yang menjulang ke langit.
Kegiatan ini juga bisa diibaratkan seperti bazar bahan sembako murah.
7. Even
dan perlombaan. Bagi semua golongan dari
anak-anak hingga dewasa pasti akan senang jika mendapatkan hadiah. Dalam bentuk
kecil maupun besar, karena sejatinya manusia senang kalau mendapatkan
hadiah. Dengan uang yang sudah terkumpul
dari mereka yang beramal, masjid dapat menjadi sarana untuk melakukan kegiatan
dalam bentuk event atau perlombaan yang dilakukan dilingkungan masjid, tidak
hanya kegiatan hari besar ataupun
perayaan saja, namun dapat berupa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan apa
yang ada didaerah tersebut. Bisa dilakukan
dihalaman masjid jika memang halamanya luas dan besar atau dilapangan dan balai
RW setempat namun yang memberikan hadiah dari uang amal. Kelihatanya diluar dari proses kemakmuran
masjid, namun jika dilihar lebih dalam masjid memiliki peranan yang dapat
dirasakan masyarakat luas yang tidak hanya mereka yang beragama islam, namun
mereka yang diluar islam dapat merasakan suasana hangat tersebut.
8. Pasar
bahagia, merupakan sebuah inisiasi dari masjd Ismuhu Yahya di Pontianak sebagai
penggerak awal yang memulai kegiatan ini.
Yang para pembaca dapat melihat di channel youtube mereka dan juga media
sosial lainya. Intinya hampr sama dengan
kegiatan semobako namun ini lebih ekslusif karena hanya mereka yang sholat
subuh di masjid dengan berjama’ah dan yang mengikuti dan mendengarkan kajian
subuh saja yang dapat mendapatkan manfaat dari kegiatan ini. Intinya setiap orang yang mendapatkan
kemanfaatan dari pasar bahagia adalah mereka yang mau untuk bangun pagi dan
sholat berjamaah subuh di masjid. Ini adalah
suatu tanda yang membuat yahudi takut, jika umat muslim bersatu dan sholat
subuhnya seperti sholat jumat. Konspenya
sama dengan sembako, dan berbagi air dan makanan, namun kegiatan ini dilakukan
di hari ahad setiap pekanya. Dengan menyediakan
aneka sayur, buah, kue, camilan, minuman, dan apapun saja yang diberikan secara
gratis dengan tema “ Belanja Cuma-Cuma bayar pakai do’a”. setiap orang wajib sholat berjamaah subuh dan
mengikuti kajian setelah itu mereka akan mendapatkan bingkisan berupa aneka
sayur dan buah dan lain sebagainya diatas secara gratis. Ibarat pasar ada
transaksi jual beli, namun pembeli hanya membeli tanpa membayar dengan uang,
cukup dengan lantunan doa yang tulus untuk sesuatu yang baik bagi kegiatan yang
tujuanya untuk memakmurkan masjid.
9. Wisata
pesantren. Bagi mereka yang memamang
menjadi santri TPQ di masjid tersebut dapat memiliki kesempatan untuk bisa
berkunjung ke berbagai pesantren yang ada dikawasan mereka atau didaerah lain,
sebagai bentuk pengenalan akan kegiatan di lingkungna pesantren, agar mereka
sejak dini memiliki sebuah pandangan mengenai apa saja kegiatan harian
dilingkungan pesantren. Menjadikan sebuah
pesantren sebagai sebuah tempat yang menyenangkan dan menggembirakan agar
membuka wawasan yang luas bahwa pesantren adalah tempat untuk menuntut ilmu
agama dan dunia yang menyenangkan.
10. Kegiatan lainya yang sekiranya membutuhkan
pembiayaan dan dana dapat diambil dari uang amal yang dititipkan di masjid,
sehingga uang yang terkumpul nantinya selain untuk pembangun fisik masjid, juga
bisa untuk kegiatan lainya yang bisa dirasakan manfaatnya lebih luas lagi,
untuk mereka yang tinggal disekitar lingkungan masjid atau bahkan mereka yang
berada diluar lingkungan masjid.
Mungkin hanya sedikit tulisan singkat ini yang
dapat penulis sajikan, kiranya banyak sekali kegiatan yang dapat diberikan oleh
para pembaca yang budiman dimana kegiatan tersebut ditujukan sebagai bentuk
untuk memakmurkan masjid kita tercinta dilungkungna kita masing-masing bahkan
kebermanfaatan dari apa yagn kita lakukan sebagai sarana memakmurkan masjid
dapat dirasakan oleh seluruh masjid yang berada di Indonesia bahkan dunia.
Banyak hal yang ingin penulis ungkpankan dalam
tulisan ini, namun salah dan kurang dalam tulisan ini sangatlah banyak karena
dari kekhilafan penulis yang kurang akan ilmu dan pengetahuan dan semua yang
benar dari tulisan ini Haqqul yaqin semuanya dari Rahmat dan Petunjuk dari
Allah Yang Maha Kuasa. Semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca
yang ingin berjuang dalam usaha memakmurkan masjid dan bagi pembaca secara umum
menjadikan pengetahuan baru untuk terus ingin berbut baik. Karena pesan dari
kyai kami mengatakan bahwa : “ Jangan bosan-bosan menjadi orang baik” dan “
Bergeraklah karena disetiap pergerakan itu ada keberkaha”
Hadanallah Waiyyakum.
Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarokatuh.
Penulis
Sidoarjo, 18 Maret 2024
No comments:
Post a Comment