Dalam Tulisan ini kami berharap agar wawasan kami dan anda para pembaca semakin luas. Dengan semangat memperjuangkan Islam sebagai agama yang haq Wallahu a'alam Salam Satu Jiwa
Paradigma Penelitian Pendidikan
KATA PENGANTAR
Puja dan syukur haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, semoga dengan limpahan rahmat dan karunianya dapat terus belajar mengenai IlmuNya yang tidak akan pernah habis pelajari. Sholawat dan salam haturkan kepada Nabi Muhammad Sholallahu A’laihi Wasalam, semoga kelak termasuk umat beliau yang akan mendapatkan syafaatnya di hari kemudian.
Dalam makalah ini kami ingin menyajikan sebuah gambaran dasar mengenai paradigma dan ruang lingkup penelitian pendidikan. Penelitian membutuhkan suatu konsep dasar untuk mengetahui proses penelitian yang sedang berlangsung. Ruang lingkup dalam suatu penelitian terkhusus pada penelitian pendidikan sangat dibutuhkan karena dengan mengetahui terori dasar dalam sebuah penelitian, maka penelitian tersebut akan sesuai dengan kaidah-kadidah yang ada dan menghasilkan karya ilmiah yang baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan Makalah 3
D. Manfaat 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Pendidikan 4
B. Paradigma Pendidikan Islam 6
C. Hakikat penelitian 9
D. Pengertian Metode Penelitian Pendidikan 11
E. Jenis-jenis Metode Penelitian 14
F. Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 22
B. Saran 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan adalah suatu proses yang harus dilakukan agar mendapakan suatu yang baru yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pribadi. Perbaikan yang didapatkan melalui pendidikan sangatlah banyak, namun yang terpenting adalah pendidikan tersebut dapat mengantarkan menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadikan berakhlak.
Sedangkan penelitian adalah sebuah kajian keilmuawan untuk menentukan suatu teori atau menemukan hal baru, dan berhubungan dengan kegiatan apa yang menjadi masalah untuk di teliti. Maka dalam suatu penelitian perlu adanya langkah-langkah yang pasti yang terstruktur agar menjadikan penelitian tersebut menjadi penelitian yang memiliki nilai dan hasil yang dapat dimanfaakan dengan baik.
Maka dari itu perlu mengetahui apa saja komponen yang perlu di ketahui agar penelitian yang gunakan sesuai dengan kaidah yang ada, bagaimana tata cara meneliti yang baik terkhusus untuk meneliti dalalm hal pendidikan.
B. Rumusan masalah
1. Apa Paradigma Penelitian Pendidikan ?
2. Apa Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui tata cara meneliti yang berkualitas dan sesuai dengan konsep dasar penelitian yang ada.
2. Mengetahui paradigma pendidikan yang sejalan dengan perkembangan zaman
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pendidikan
Pendidikan dan pendidikan islam khusunya menjadi perhatian dalam kehidpuan individu, masyarakat dan berbangsa. Pendidikan yang baik dan maju turut menentukan majunya bangsa. Sebaliknya, bangsa yang mundur adalah wujud dari mundurnya pendidikan yang ada pada bangsa itu. Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan tingkah laku di dalam masyarakat tempat ia hidup, juga pendidikan itu adalah proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapakan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol ( khusunya yang datang dari sekolah ), sehingga mereka dapat memperoleh pengembangan kemempuan sossial dan kemampuan individu yang optimal.
Pendidikan merupakan tema urgen yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia, karena pada prinsipnya seluruh proses kehidupan adalah pendidikan. Pandangan bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting sudah lama disadari manusia dan terbukti pendidikan telah melahirkan peradaban yang telah tercatat dalam sejarah umat manusia.
Pendidikan adalah upaya sadar manusia dalam rangka mewujudkan dan membentuk pribadi manusia yang seutuhnya. Selanjutnya, pendidikan adalah sebuah proses menciptakan pribadi manusia yang berguna bagi masyarakat, agama, dan Negara. Dalam undang-undang Nomor 12 tahun 1954 menerangkan bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Dari pengertian tersebut jelas bahwa pendidikan semestinya memiliki peranan penting dalam proses pengembangan mutu sumber daya manusia di Indonesia, terutama lembaga Pendidikan Islam. Mengacu pada hal itu pula, pendidikan Islam justru menempati posisi yang dilematis. Seiring kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi arus modernisasi, pendidikan Islam justru dihadapkan pada tantangan globalisasi yang cukup kompleks. Persoalan-persoalan mulai dari masih banyaknya umat Muslim yang anti dengan penemuan-penemuan Barat sehingga menimbulkan pola berpikir fiqih oriented, hingga yang hanya mengedepankan implementasi hubungan vertikal dan terjebak dalam arus ritualisasi.
Islam sendiri tidak mengenal adanya dikotomi karena Islam memiliki kaitan yang sangat erat dengan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an sebagai b suci Islam mengandung banyak keterangan-keterangan tentang ciptaan-ciptaan Allah. Islam sangat menganjurkan umatnya menyelidiki rahasia alam tersebut melalui kegiatan ilmiah. Menurut pendapat Ahmad Barizi bahwa orientasi sains dan teknologi sesungguhnya merupakan instruksi utama al-Qur’an bagi terbentuknya ulu al-albab. Tidak terlepas dsri hal itu, maka manusia berperan penting dalam mengembangkan peradaban melalui proses pendidikan yang seutuhnya.
Islam adalah agama penyempurna dari agama yang telah ada sebelumnya, ajaranya meliputi seluruh aspek kehidpuan manusia, seperti teologis, sosiologis, ibdah, hukum dan akhlak. Selain itu islam juga sebagai agama terakhir yang diturunkan Allah Subhanahu Wata’ala. Aspek-asek yang terdapat dalam ajaran agama islam, dalam rangka membangun sikap pasrah manusia kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Sikap pasrah atau al Islam adalah kodrat manusia sejak diciptakannya. Karena kehidupan manusia tidak membutuhkan ajaran baru sesudah islam dan nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam sebagai nabi terakhir. Aspek-aspek dalam islam menjadi dasar, arah, tujuan dan orientasi pengembangan dari masa ke masa yang ditransformasikan baik melalui dakwah maupun pendidikan.
B. Paradigma Pendidikan Islam
Paradigma pendidikan merupakan pandangan menyeluruh yang mendasari rancang bangun suatu sistem pendidikan. Pada saat memahami paradigma pendidikan Islam, maka yang tersirat adalah pendidikan yang bercirikan khas Islam sehingga mengindikasikan konsep pendidikan yang secara akurat bersumber pada ajaran Islam. Ilmu pendidikan Islam didasarkan pada konsep dan teori yang dikembangkan dari nilai-nilai Islam: al-Qur’an, as-Sunnahdan ijtihad. Di samping itu, hakikat pendidikan islam adalah suatu proses untuk mencapai tujuan bahwa manusia di dunia ini adalah menjalankan amanah Allah SWT dalam arti beribadah kepadaNya. Hal tersebut sejalan dengan firman Allah dalam surat Q.S. al-Dzariyat sebagai berikut
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S: al-Dzariyat,56)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia adalah untuk ”mengabdi” kepada Allah SWT. Tujuan pendidikan Islam yang utama adalah terbentuk insan-insan yang sadar akan tugas utamanya di dunia ini. Ibadah dalam pandangan ilmu fiqih ada dua yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghoiru mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah ditentukan oleh Allah bentuk, kadar atau waktunya seperti shalat, puasa dan haji. Ghoiru mahdhah adalah segala bentuk aktivitas manusia yang diniatkan untuk memperoleh ridho dari Allah SWT. Dalam penciptaannya manusia diciptakan oleh Allah dengan dua fungsi yaitu sebagai khalifah dimuka bumi dan sebagai makhluk Allah yang memiliki kewajiban untuk menyembah-Nya. Kedua fungsi tersebut dijelaskan dalam. Q.S. Al-Baqoroh ayat 30:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Dari keterangan diatas jelas bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia sebagai khalifah fi al-ardhi, hamba Allah yang taat beribadah, pembentukan insan kamil dan tujuan pembentukan manusia yang bertakwa, beriman dan berakhlak mulia.
Pembicaraan tentang paradigma pendidikan islam berarti mengaitkan pendidikan Islam dalam konteks kekinian. Ssebelum itu bahas mengenai paradigma. Paradigma artinya 1) kasus yang digunakan sebagai sampel atau contoh, 2) kerangka konsep-konsep dasar.
Pendidikan selamanya berkorelasi dengan kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya suatu bangsa. Dalam bidang politik, pendidikan dapat mentransformasiakan tradisi dan budaya damai, tentram, saling menolong, menyiapkan diri menjadi bagian penting dari kehidupan bangsa, dan peka terhadap kehidupan masyarakat dan bangsa.
Dalam konteks pendidikan islam, fokus pemberlajaran tidak hanya pada aspek intelektual, akan teteapi ada aspek yang dijadikan pilar pendidikan yaitu spiritual.Penghargaan terhadap kebebasan untuk berkembang dan berpikir maju tentu saja sangat besar, mengingat manusia merupakan makhluk yang berpikir dan memiliki kesadaran. Namun nyatanya masih terjadi kesenjangan dalam pendidikan Islam. Masih banyak persoalan-persoalan yang dihadapi pendidikan Islam seperti persoalan demokrasi, pemerataanpendidikan, multikulturalisme, pluralisme, globalisasi pendidikan dan lain sebagainya.
Melihat banyaknya persoalan tersebut, maka diperlukan pembaharuan strategi pendidikan yang membumi, dan untuk melakukan pembaharuan pendidikan Islam diperlukan paradigma pendidikan yang mampu mengarahkan pada tujuan dan sasaran pendidikan Islam. Kemajuan pendidikan ditentukan oleh landasan pijak dan paradigma yang mampu mengantarkan pada substansi apa yang akan dibawa dalam proses dan metode pendidikan. Ketika pendidikan Islam dijadikan sebagai paradigma maka keseluruhan pendidikan juga harus mengadaptasi dari ajaran-ajaran Islam.
Dasar paradigma pendidikan Islam adalah al-Qur’an dan Hadis yang digunakan sebagai rujukan utama dalam membuat dan mengembangkan konsep, prinsip, teori, dan teknik pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa ideologi atau paradigma pendidikan merupakan gambaran utuh antara ketauhidan, akhlak, alam semesta dan tentang manusia yang dikaitkan dengan teori pendidikan Islam. Dalam catatan sejarahnya, pendidikan benar-benar mampu membangun peradaban, sehingga adanya sebuah paradigma pendidikan Islam merupakan sebuah keniscayaan.
C. Hakikat Penelitian
Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Dari itu, ada juga ahli yang menerjemahkan reseech sebagai riset. Research itu sendriri berasal dari kata re i, yang bererti “ kembali” dan ti search yang berarti “mencari”. Dengan demikian sebenarnya dari research atau riset adalah “mencari kembali”
Dalam arti luas, penelitian dapat diartikan sbagai kegiatan yang dilakukan secara sistematis, untuk melakukan, mengolah dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode tertentu untuk mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian penelitian pendidikan adalah suatu proses yang dilakuakn secara sistematis, logis dan berencana untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyimpuljan data dengan menggunakan metode tertentu untuk mencai jawaban atas permasalahan yang timbull dalam bidang pendidikan.
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Banyak masalah diasosiasikan dengan pengalaman dan otoritas sebagai sumber pengetahuan yang secara grafis diilustrasikan oleh sebuah cerita tentang Aristoteles. Menurut cerita, suatu hari Aristoteles menangkap seekor lalat dan secara hati-hati menghitung dan menghitung kembali kakinya. Kemudian ia mengumumkan bahwa lalat mempunyai 5 kaki. Tidak seorang pun melakukan kata-kata Aristoteles. Untuk beberapa tahun penemuannya diterima secara tidak kritis. Karena lalat yang ditangkap Aristoteles telah mengalami kejadian kakinya hilang satu. Apakah Anda percaya atau tidak cerita tersebut, itu telah memberikan ilustrasi keterbatasan bertumpu pada pengalaman seseorang dan otoritas sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Metode ilmiah merupakan suatu proses yang sangat beraturan yang memerlukan sejumlah langkah yang berurutan pengenalan dan pendefinisian masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan pernyataan kesimpulan mengenai diterima atau ditolaknya hipotesis. Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan secara informal dalam pemecahan berbagai masalah sehari-hari, seperti mengambil rute yang paling efisien dari rumah untuk bekerja atau ke sekolah, atau waktu yang terbaik untuk pergi ke bank. Penerapan yang lebih formal dari metode ilmiah untuk pemecahan berbagai masalah adalah semua yang dilakukan oleh penelitian.
Lima langkah yang sesuai dengan metode ilmiah dan melengkapi elemen-elemen umum pendekatan sistematik pada penelitian adalah identifikasi masalah penelitian, review informasi, pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan.
Pertama, agar suatu studi penelitian menjadi sistematik, hakikat masalah yang akan diteliti harus di didefinisikan walaupun hanya dalam istilah luas. pengetahuan yang berhubungan di identifikasi, dan dalam esensi. Suatu kerangka kerja ditetapkan untuk pelaksanaan penelitian. hal penting lain yang berhubungan dengan penetapan kerangka kerja atau fondasi untuk Penelitian adalah identifikasi suatu asumsi yang perlu atau kondisi yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Langkah kedua adalah pengumpulan informasi tentang bagaimana orang lain mendekati masalah yang sama. Sudah jelas bahwa seseorang akan dapat dan akan memperoleh keuntungan dari karya orang lain. Literatur penelitian merupakan sumber dari informasi demikian. Pengumpulan data yang sesuai dengan masalah penelitian merupakan langkah yang ketiga dari sistematika penelitian. Bagaimanapun data tidak dapat dikumpulkan dengan cara serampangan. Proses pengumpulan data memerlukan penyusunan dan kontrol yang layak. Dengan demikian, data akan memungkinkan keputusan yang valid yang akan dibuat tentang masalah penelitian.
Langkah keempat Penelitian adalah analisis data. Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis baik menggunakan teknik statistik maupun tidak. Data analysis dalam suatu cara yang memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian.
Langkah kelima adalah proses penggambaran kesimpulan atau penarikan generalisasi setelah analisis dilakukan. Kesimpulan didasarkan pada data dan analisis di dalam kerangka kerja studi penelitian.
D. Pengertian Metode Penelitian Pendidikan
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu. cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. rasional Berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia,sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah misalnya, mencari anak yang hilang saat memanjat gunung,atau ingin mencari mobil yang hilang datang ke paranormal, atau ingin menjadi kepala sekolah datang ke dukun, dan selanjutnya)
Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. walaupun langkah-langkah penelitian antara metode kuantitatif kualitatif dan R&D berbeda tetapi semuanya sistematis..
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris atau teramati yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. misalnya pada provinsi tertentu terdapat 3000 anak yang tidak lulus ujian nasional, sementara penelitian melaporkan jauh diatas dan dibawah 3.000. maka data yang dilaporkan peneliti tersebut tidak valid. Demikian juga misalnya peneliti melihat pada objek berwarna merah, tetapi dilaporkan warna hijau. Peneliti melihat murid sedang menangis langsung dibuat kesimpulan bahwa murid tersebut sedang sedih, padahal sebenarnya murid tersebut menangis sedang senang, karena mendapat rangking Di kelas yang tinggi. Data yang dilaporkan oleh peneliti bahwa warna hijau dilaporkan warna merah murid menangis karena senang dilaporkan sedih, adalah data yang tidak valid.
Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit dilakukan,oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan objektivitas. Pada umumnya kalau data itu reliabel dan objektif, maka terdapat kecenderungan data tersebut akan valid.
Data yang valid pasti reliabel dan objektif. Reliable berkenaan derajat konsistensi atau keajegan data dalam interval waktu tertentu. misalnya pada hari pertama wawancara,sumber data mengatakan bahwa jumlah murid yang tidak lulus UN sebanyak 3000 orang, maka besok atau lusa pun sumber data tersebut kalau ditanya akan tetap mengatakan bahwa jumlah murid yang tidak lulus UN sebanyak 3000 orang. demikian juga bila kemarin sumber data menyatakan bahwa banyak murid sekolah yang tidak lulus UN karena para guru sekolah tersebut tidak kompeten, maka besok atau lusa sumber data juga akan menyatakan jawaban yang sama (guru tidak kompeten).
Objektivitas berkenaan dengan interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak orang). bila banyak orang yang menyatakan bahwa kegagalan bangsa Indonesia membangun sumber daya manusia karena lemahnya pendidikan, maka data tersebut adalah objektif.
Data yang reliabel belum tentu valid,. misalnya kepala sekolah SMK sering menyatakan bahwa lulusannya tidak banyak yang segera mendapat pekerjaan karena lulusan malas mencari informasi. Hal ini diucapkan secara konsisten tetapi berbohong,. sehingga data tersebut terlihat reliable (konsisten) tetapi tidak valid. (Yang benar murid tidak segera mendapat pekerjaan karena lulusan kurang kompeten, sudah mendaftar berkali-kali tetapi tidak lulus seleksi).
Data yang objektif juga belum tentu valid,misalnya 99% dari sekelompok orang menyatakan bahwa A adalah murid yang paling malas di sekolah, dan 1% menyatakan paling rajin. padahal yang benar justru yang hanya 1% yang menyatakan bahwa A adalah murid yang rajin. pernyataan kelompok tersebut terlihat objektif (disepakati 99%,) tetapi tidak valid.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Penelitian pendidikan yang bersifat penemuan misalnya, menemukan metode mengajar matematika yang efektif, efisien, dan menyenangkan; media pendidikan, sistem evaluasi, kriteria guru SMK yang profesional, dan lain-lain. penelitian yang bersifat mengembangkan misalnya, mengembangkan metode mengajar yang telah ada sehingga menjadi lebih efektif. Penelitian yang bersifat pembuktian,. misalnya membuktikan keragu-raguan terhadap metode mengajar yang diimpor dari luar apakah efektif untuk di Indonesia atau tidak.
Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami، memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui. dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
Penelitian yang akan digunakan untuk memahami masalah misalnya, penelitian tentang sebab-sebab mengapa setelah 60 tahun Indonesia merdeka, tetapi sumber daya manusia kalah dengan negara tetangga, mengapa negara yang kaya sumber daya alam, tetapi masyarakatnya banyak yang kelaparan. Penelitian yang bersifat memecahkan masalah misalnya, penelitian untuk menemukan model pendidikan efektif yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. penelitian yang bersifat antisipasi masalah, misalnya penelitian untuk mencari cara agar setelah pengumuman ujian atau kenaikan kelas anak-anak tidak hura-hura di jalanan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan di sini bahwa. metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
E. Jenis-jenis Metode Penelitian
Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi (level of explanation) dan waktu. Menurut bidang, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian akademis, profesional, dan institusional dari segi tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian murni dan terapan. dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi: penelitian survei, expostfacto, eksperimen, naturalistik, policy research, evaluation research, action research, sejarah, dan research and development. (R&D). dari level of explanation dapat dibedakan menjadi penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif. dari segi waktu dapat dibedakan menjadi penelitian cross sectional dan longitudinal.
Jenis-jenis metode penelitian juga dapat diklasifikasikan berdasarkan, tujuan, dan tingkat kealamiahan (natural setting) objek yang diteliti. berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research) , penelitian terapan (applied research) dan penelitian pengembangan (research and development). selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian eksperimen, survei, dan naturalistik.
F. Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan
Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Selanjutnya dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
1. Pendidikan sebagai suatu sistem
Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tdak dapat melepaskan dirinya dari orang lain. Secara kodtrati, manusia akan selalu idup bersama dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan seperti itulah terjadi interaksi manusia, baik interaksi dengan lingkungan, interaksi dengan sesamanya maupun interaksi dengan Allah, baik disengaja maupun tidak disengaja. Salah satu bentuk intetraksi manusia yang dilakukan secar sengja adalah pendidikan. Manusia sadar bahwa tanpa pendidikan, perkembangan dan pertumbuhan potensi kemanusiannya akan berjalan lamban dan tidak optimal.
Secara operasional, proses pendidikan terjadi dengan melibatkan berbagai unsur dan senantiasa terkait dengan fenomena sosial lainya. Oleh karena itu, pendidikan juga dapat dipahami dari pendekatan sistematik bahwa pendidikan merupakan salah satu bentuk sistem sosial. Sistem juga dapat diartikan sebagai suatu unsur atau kompenen yang saling berinteraksi secara fungsional dalam memproses masukan menjadi keluaran. Menurut defiisi tradisional, sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Komponen-komponen proses pendidikan
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara faktor-faktor yang terlibat didalamnya guna mencapai tujuan. Proses sederhana yang menggambarkan interaksi unsur pendidikan dapat dilihat secara jelas dalam proses belajar yang terjadi dalam lembaga pendidikan formal, teatnya dikelas, yaitu manakala guru mengjarkan nilai-nilai ilmu dan keterampilan kepada anak didik, dan anak didik menerima pengajaran tersebut terjadilah apa yang dinamakan proses belajar.
Ruang lingkup penelitian pendidikan dilihat dari faktor atau komponen pendidikan adalah dasar ddan tujuan, pendidik, anak didik, metode, alat dan lingkungan.
a. Dasar dan tujuan pendidikan
1. Dasar pendidikan
Dasar yang menjadi acuan pedidikan harus merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan pada aktivitas yang dicita-citakan. Nilai yang terkandung harus mencerminkan nilai yang universal tentang seluruh aspek kehidupan manusia, serta merupakan standar nilai yang dapat mengevaluasi kegiaatan pendidikan yang selama ini berjalan.
2. Tujuan pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normatif dan praktis. Sebagai ilmu pendidikan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksankan oleh manusia. Sebgai ilmu pengetahuna praktis, tugas pendidikan dan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung pleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.
b. Peserta didik
Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalu dulu orang mengasumskan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk uga didalamnya orang dewasa. Mendasarkan [ada pemikirian tersebut dia atas maka pembahasan peserta didik seharusnya bermuara pada dua hal tersebut diatas.
Anak bukanlah orang dewassa dalam bentuk kecil, oleh sebab itu anak memiliki sifat kodrat kekanak-kanakan yang berbeda dengan sifat hakikat kedewasaan. Anak memeiliki sikap menggantungkan diri, membutuhkan pertolongan dan bimbingan baik jasmaniah maupun rohaniah. Sifat hakikat manusia dalam pendidikan ia mengemukakan anak didik harus diakui sebagai makhluk individu dualitas, sosialitas dan moralitas. Manusia sebagai makhluk yang harus dididik dan mendidik.
c. Pendidikan
Salah satu komponen dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapt beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebgai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidikan sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungna keluarga, dan pemimpin masyarakat baik formal maupun informal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut diatas Syaifullah (1982) mendasarkan pada konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang termasuk kategori pendidik adalah 1) orang dewasa,2) orang tua, 3) guru/pendidik, dan 4) pemimpin kemasyarakatan, dan pemimpin keagamaan.
d. Metode Pendidikan
Dalam interaksi pedidikan tidak lepas dari metode atau bagaimana pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik yaitu:
1) Metode Diktatoral
Metode diktatoral bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan manusia semata-mata ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan sikap dictator dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.
2) Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik janagan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak. Membiarkan anak berkembang dengan kodratnya secara bebas.
3) Metode Demokratis
Bersumber dari teori yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung pada faktor daro dalam dan luar. Didalam perkembangan anak tidak boleh bersifat menguasai anak, teteapii harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
e. Isi Pendidikan/Materi pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mecapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal. Macam-macam pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan sisial, pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani, dll
f. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Jalini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana, lingkungan pendidikan adlaah segala sesuatu yang ada dis sekeliling anak didik dan kompenen -komponen oendidikan yang lain.
g. Alat dan fasilitas pendidikan
Alat dan fasilitas pendidikan sangat dbutuhkan dalam poses pendidikan, dengan adanya fasilitas-fasillitas pendidikan maka proses oendidikan akan berjalan dengan lancar sehingga tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya laboraturium lengkap dengan alat-alat percobaanya, internet dll
3. Lingkup penelitian pendidikan di Indonesia
Lingkup penelitian pendidikan di Indonesia meliputi penelitian pada tingkat kebijakan, tingkat manajerial dan institusional.
Pada lingkup kebijakan pendidikan, penelitian pendidikan terdapat 6 bidang yaitu:
a. Perumusan kebijakan tentang pendidikan yang dilakukan oleh MPR, kebijakan presiden dan DPR tentang pendidikan.
b. Kebijakan Presiden dan DPR tentang Pendidikan
c. Kebijakan Mendiknas tentang pendidikan
d. Kebijakan dirjen, gubernur, Bupati, walikota, Timnas tentang pendidikan
e. Implementasi kebijakan pendidikan.
f. Output dan outcome kebijakan pendidikan
Pada lingkup manajerial, penelitian pendidikan meliputi bidang:
a. Perencanaan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi atau kabupaten atau kota dan lembaga.
b. Organisasi diknas, dinas provinsi atau kabupaten atau kota dan institusi pendidikan.
c. Kepemimpinan pendidikan
d. Ekonomi pendidikan
e. Bangunan pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan
f. Hubungan kerjasama antar lembaga pendidikan
g. Koordinasi pendidikan dari pusat ke daerah
h. SDM tenaga pendidikan
i. Evaluasi pendidikan
j. Kearsipan, perpustakaan dan museum pendidikan
Pada tingkat institusional lingkup penelitian meliputi berbagai bidang yaitu.
a. Aspirasi masyarakat dalam memilih pendidikan
b. Pemasaran lembaga pendidikan
c. Sistem seleksi murid baru
d. Kurikulum
e. Teknologi pembelajaran
f. Media pendidikan, buku ajar dan lain-lain
g. Penampilan mengajar guru
h. Manajemen kelas
i. Sistem evaluasi belajar
j. Sistem ujian akhir
k. Kuantitas dan kualitas lulusan
l. Manajemen kelas
m. Unit produksi
n. Perkembangan karir lulusan
o. Pembiayaan pendidikan
p. Profil pekerjaan dan tenaga kerja
q. Kebutuhan masyarakat akan lulusan pendidikan
Jadi penelitian pendidikan itu tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di masyarakat yang memerlukan institusi sekolah dan masyarakat yang menggunakan lulusan sekolah. Penelitian pada bidang pendidikan juga dapat dilakukan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu, dengan menggunakan berbagai metode pendidikan seperti yang telah dikemukakan. metode penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian adalah metode survei, eksperimen, kualitatif, dan riset and development (R&D).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ideologi atau paradigma pendidikan merupakan gambaran utuh antara ketauhidan, akhlak, alam semesta dan tentang manusia yang dikaitkan dengan teori pendidikan Islam. Dalam catatan sejarahnya, pendidikan benar-benar mampu membangun peradaban, sehingga adanya sebuah paradigma pendidikan Islam merupakan sebuah keniscayaan.
Penelitian pendidikan itu tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di masyarakat yang memerlukan institusi sekolah dan masyarakat yang menggunakan lulusan sekolah. Penelitian pada bidang pendidikan juga dapat dilakukan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu, dengan menggunakan berbagai metode pendidikan seperti yang telah dikemukakan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan di sini bahwa. Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan
B. Saran
Penyusun mengakui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, kelemahan dan sebagainya, dari dari segi penulisan danbahan referensi. Oleh karena itu masukan yang bersifat positif sangat kami butuhkan untuk kemajuan penulisan dikemudian hari
DAFTAR PUSTAKA
Bashori. “Konsep Pendidikan Hadhori.” Jurnal Penelitian, Vol.11 No.1 (Februari, 2017) 143-147
Emzir. Metodelogi Penelitian pendidikan ( Kuantitatif dan Kualitatif ). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Rajawali, 2008.
Fatah, Nanang. Landasan Menejemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Hadi, Amirul. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 1998.
Mahmud. Metode Penelitan Pendidikan. bandung: Pustaka Setia, 2011.
Nazir, Moh. Metodelogi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2016.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjawab 10 pertanyaan
Oleh: Idham Okalaksana Putra Ada beberapa pertanyaan dari seroang teman yang menceritakan pengalamanya berbincang deng...
-
Pengembangan pola pikir manusia akan selalu berkembang sesuai dengan pengembangan zaman yang tidak akan terdeteksi oleh manusia yang hany...
-
إبراهيم (عليه السلام) كان رجلٌ اسمُهُ آزر، منجماً لملك جبَّارٍ يُسمَّى (نمرود) وكان (نمرود) كافراً باللهِ تعالى. فقال آزر للملك يوم...
-
[ Kumpul Keluarga ] Keluarga memiliki perenan penting dalam memvangun sikap, mental dna karakter manusia. manusaia d...
No comments:
Post a Comment