Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Alhamdulillah Wa syukurillah La haula wala quwwata illa Billah wassholatu wassalamu ala rosulillah asrofil Ambiya Iwal mursalin wa'ala alihi wasahbihi ajmain
Setiap lembaga apapun apalagi sebuah lembaga pondok pesantren harus mempunyai filsafat filsafat hidup dan tujuan hidup untuk apa hidup itu Mengapa hidup itu bagaimana hidup itu dan seharusnya hidup itu lah sebuah dasar-dasar pendidikan dan dasar-dasar pendidikan ini di dalam dunia pesantren ada mempunyai jiwa dan filsafat hidup di pesantren itu ialah yang satunya adalah keikhlasan yang kedua adalah kesederhanaan yang ketiga kemandirian yang keempat ukhuwah islamiyah dan yang kelima jiwa bebas
Bebas itu artinya bukan kebebasan berfikir mutlak sedemikian rupa tetapi bebas memilih jalan hidup baik petani pedagang politikus anggota DPR dan lain sebagainya ataupun Kyai itu tergantung kebebasan mereka tidak mencetak pegawai tidak untuk menjadi pegawai dan lain sebagainya
Nah dari jiwa keiklasan maka Pondok kita ini juga mendidik keikhlasan kyainya ikhlas santri nya ikhlas wali murid pun Ikhlas santrinya itu diapakan saja terserah pada Pak Kyai ikhlas kepercayaan keikhlasan itu diperlukan kalau Kyai tidak percaya kepada santriNdak masuk ilmunya santri tidak percaya kepada Kyai tidak akan masuk ilmunya maka keikhlasan itu diperlukan dan apalagi perencanaan dengan demikian dengan saling mempercayai dan ikhlas dengan keikhlasan sebagai beginilah ilmu itu akan masuk meskipun guru itu tidak pintar betul dan tidak tahu sistem itu dengan betul tetapi karena kaki keikhlasan itu masuk ke dalam Sanubari santri maka dari itu diperlukan keikhlasan yang baik
Ikhlas itu bukan keikhlasan yang pasif tapi Ikhlas itu adalah ikhlas aktif Kalau ikhlas pasif Ya saya ini ikhlas tapi tidak ngapa-ngapain ya saya ini miskin tapi tidak berbuat apa-apa . Hanya ahli sembah yang dan puasa saja Itu sudah dikatakan ikhlas nanti dulu semua amal perbaikan kita didasarkan dengan ikhlas karena Allah maka keikhlasan itu sangat pengaruh sekali di dalam mengisi kehidupan para santri dan masyarakat.
Yang kedua kesederhanaan sederhana bukan berarti Melarat Sederhana itu sesuai dengan kebutuhan saya kalau ke Jakarta saya pakai pesawat Umur saya sudah 68 tahun kalau naik bis di Jakarta capek nggak bisa apa-apa bisa jadi sakit dan lain sebagainya maka itu adalah sederhana sesuai dengan kebutuhan Saya mempunyai rumah seperti begini ini ya Baik ada ininya dan lain sebagainya representative sesuai dengan kebutuhan Saya mempunyai mobil itu baik dan disesuaikan dengan kebutuhan bukan berarti berlebihan dan bukan berarti melarat
Yang kedua sederhana adalah wajar kita wajar yang menentukan kewajaran adalah kepatutan pantas atau tidak wajar atau tidak kepatutan itu adalah ukurannya dhomir Bagaimana pamer manusia itu menilai dirinya itu wajar atau tidak wajar maka dhomir itu perlu pendidikan kepada santri dan pendidikan kesederhanaan jadi Sederhana itu bukan berarti Melarat sederhana adalah wajar sederhana sesuai dengan kebutuhan hidup
Yang ketiga kemandirian Pondok kita ini Mandiri lembaga pendidikan yaitu Mandiri kemudian yang mendari itu apanya organisasi-organisasi kita itu Mandiri organisasi pelajar yang mengatur seluruh tata kehidupan santri adalah anak-anakku sendiri yang dimakan oleh guru-guru yang dipakai oleh guru-guru untuk Ikhsan guru-guru adalah yang dikelola oleh guru-guru tanpa mengambil dari Pondok dari Pondok percetakan yang menghasilkan satu setengah miliar per tahun dari UKK yang menghasilkan 25 juta perbulan dan lain sebagainya diambil dari situlah sebagian dari guru-guru Jadi sebetulnya yang dimakan guru-guru dan dipakai oleh guru-guru untuk Ikhsan guru-guru diambilkan dari kemandirian sehingga guru-guru itu Mandiri mandiri bukan berarti mempunyai perusahaan sendiri sendiri Mandiri dalam kebersamaan sama-sama kita pakai sama-sama kita cari sama-sama dipakai nah begitulah arti kemandirian tapi juga Mandiri dalam segi kurikulum kurikulum Pondok Modern Gontor adalah Mandiri tidak ikut Depag tidak ikut Diknas tetapi ada beberapa standarisasi dari Depag yang kita pakai Nah dari sinilah maka kurikulum kita berbeda tetapi kurikulum menurut Gontor ada bermacam-macam kehidupan secara keseluruhan itu adalah kurikulum bukan pelajaran saja tetapi kehidupan Pondok secara keseluruhan adalah kurikulum kurikulum yang ada di Pondok Gontor itu adalah atas dasar pengalaman karena pengalaman kita begini kita buat seperti seperti gini pengalaman mengajar bahasa Arab seperti begini maka kita buat seperti begini dan lain sebagainya jadi kurikulum kita ini Mandiri sistem pendidikan di Gontor sistem nya adalah sistem Mandiri yang tidak ikut sana tidak ikut sini yang kita bentuk adalah sebuah sistem kehidupan Bagaimana sistem Pramuka sistem olahraga sistem dapur sistem pembayaran kumpulan dari sistem sistem ini adalah adalah sistem yang itu merupakan sebuah tata kehidupan saya sebagai pimpinan Pondok Gontor Kerjaan saya adalah menata dan mengatur perikehidupan di dalam pondok menata dan mengatur tata kehidupan pondok
daripada itu kemandirian Pondok Modern Gontor ini tercemin dalam pola dan tata kehidupan Santri yang diatur oleh Kyai mudah-mudahan Saya tidak riya Saya tidak terima gaji bulanan dari Pondok dengan Pak Hasan tidak mendapatkan gaji dari Pondok untuk menunjukkan bahwasanya kami ini bisa mandiri dari ini supaya menjadi Uswatun Hasanah sehingga kami bisa menghidupi kehidupan kami sendiri dengan usaha pertanian perdagangan ada yang punya toko ada yang punya usaha ini itu dan lain sebagainya dan nyatanya saya bisa punya istri 1 dan anak saya 5 dan dari sini bisa menjadi Mandiri menjadi Uswatun Hasanah
Dalam menjadi Uswatun Hasanah ini tidak hanya melihat dari penampilan saya saja tetapi hasil usaha produktivitas saya memimpin pondok dengan kemandirian saya saya bisa membuat Gontor 2 Gontor 3 sampai sekarang Gontor yang ke-17 di Poso dengan jumlah Santri 18663 persisnya pada bulan kemarin Nah dari sini maka kita wujudkan kemandirian Pondok Pesantren Modern Gontor dengan lembaganya dengan sistem nya dengan manusianya dengan organisasi nya dan manusia manusia yang menjadi pengusaha Mandiri itulah pendidikan kemandirian di Pondok Modern Darussalam Gontor. Sehingga dengan pola kemandirian ini kita jabarkan dalam kehidupan
Yang keempat ukhuwah islamiyah ukhuwah islamiyah ini kita ciptakan Bagaimana terjalin dalam suatu ukhuwah islamiyah dan itu kita nasional bagaimana pendidikan nasionalisme itu di Gontor tidak boleh satu konsulat kumpul satu konsulat yang satu kamar saja tidak boleh dari Jakarta kumpul dengan orang-orang Jakarta dari Kalimantan kumpul dengan orang-orang Kalimantan maka dari itu kita bentuk sebuah nasionalisme di Pondok Modern Gontor dengan nasionalisme ini maka anak-anak terbentuk nasionalisme Indonesia anak luar negeri pun nasionalisme Indonesianya pun juga kita kumpulkan dengan anak-anak Kalimantan dengan konsulat ini dan lain sebagainya Padahal mereka dari Thailand dari Malaysia dari Singapura akhirnya kental lebih kental orang Indonesianya dari pada orang singapurnya ini menjadi dasar sebagai ukhuwah merekaBagaimana menanamkan ukhuwah islamiyah di kalangan para santri para santri diajarkan bermasyarakat bukan masyarakat orang kampung al-ma'hadul mujtamaun shogir Pondok ini merupakan masyarakat yang kecil maka bermasyarakat latihan bermasyarakat di dalam pondok masyarakat apa masyarakat rayon masyarakat apa masyarakat Pramuka masyarakat apa masyarakat kelas masyarakat sepakbola masyarakat dapur masyarakat apa dan lain sebagainya sehingga anak Gontor bisa bermasyarakat dengan siapapun juga anaknya orang NU saya jadikan orang Muhammadiyah di Aceh ternyata bisa pak Din Syamsudin itu orang ini NU menjadi pimpinan Muhammadiyah bisa anak Gontor masuk di Golkar bisa P3 bisa di PKS bisa jadi dokter bisa jadi itu bisa dan lain sebagainya kalau mereka sudah biasa bergaul dengan Sekian banyak orang yang berbeda orang yang dia kenal dan orang yang tidak dia kenal dan mereka itu terbiasa berkelompok-kelompok ber grup-grup sehingga kita sarankan anak-anakku itu membentuk sebuah group feeling group feeling untuk sebuah kebaikan wata'awanu Alal birri wattaqwa wala ta'awanu Alal Ismi Wal udwan Nah dari sini maka kita tahu dan tanamkan Al Quran ,filsafat hidup dalam ukhuwah islamiyah maka ditampung seluruhnya itu dalam ukhuwah islamiyah dan dijabarkan dalam kehidupan bermasyarakat
Yang kelima kebebasan bebas anak-anak ini tidak mesti harus masukibebas anak-anak ini tidak mesti harus masuk NU tidak mesti harus masuk Muhammadiyah Boleh dimanapun di Pondok Modern Gontor 76% itu anaknya orang NU Nahdlatul Ulama tapi dia boleh menjadi Muhammadiyah dan lain sebagainya tapi tetap harus menjadi Ahlussunnah Wal Jamaah itu anak Gontor kebebasan menurut ayah saya karena dulu yang Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah begitu kental dan perselisihan itu luar biasa maka ayah saya memberikan kebebasan kepada anak-anak didik untuk memilih Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah tetapi tidak untuk memilih liberal tidak berdasarkan nilai-nilai perjuangan nilai keislaman nilai moralitas dan nilai apa saja itu jangan sampai terjerumus di dalam masalah liberalisasi maka kebebasan di sini bukan kebebasan tanpa batas tapi kebebasan yang menjunjung tinggi berpengetahuan luas berbadan sehat dan baru berpikiran bebas berpikiran bebas itu bukan berpikiran liberal yang bebas dari segalanya sebab qoriatul Mari mah Dudun before Yatin khoirihi kebebasan seseorang itu terbatas dengan kebebasan orang lain dia tidak berdasarkan nilai atas Alquran Tetapi dia mengobok-obok al-quran hadits diobok-obok dia menirukan orang Barat itu ajaran orang barat dan itu paketnya orang barat dipakai oleh mereka ini liberal Sungguh sangat menyedihkan sekali sehingga banyak ayat-ayat al-quran diplesetkan sehingga banyak orang haji tidak pada waktu Haji diperbolehkan membantu orang sembahyang pake bahasa Indonesia dibelain dan lain sebagainya ini sungguh tidak benar Nah terus kemudian anak Gontor ini boleh menjadi petani pedagang dan lain sebagainya tetapi ternyata anak Gontor yang terbanyak bukan sekedar guru tetapi yang terbanyak adalah berjiwa Wira sosial atau wirausaha terjun di Wira gawe kewirausahaan dan lain sebagainya petani dan lain sebagainya pedagang menjadi itu menjadi ini dan lain sebagainya tetapi Meskipun mereka menjadi seorang petani maupun pedagang tetap mereka itu besar sehingga orang besar itu menurut Gontor adalah orang besar yang mau mengabdi di masyarakat dengan segala keikhlasan meskipun di kampung yang kecil ataupun langgar yang terkecil itu adalah hal besarTidak mesti harus di Jakarta menjadi ketua dan lain sebagainya meskipun anak Gontor itu di kampung kecil dilanggar yang terpencil itu adalah orang besar untuk ukuran Gontor dari sini maka Alhamdulillah kita terapkan jiwa dan filsafat hidup ini kepada saya santri dengan pengarahan dengan penugasan dengan pengawalan dengan pelatihan dengan Uswatun Hasanah kita terapkan pendidikan ini dengan pendidikan dan pendekatan pendekatan secara manusiawi secara program tugas dan secara ideal pendekatan secara manusiawi pendekatan-pendekatan lain sebagainya terima kasih wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah Wa syukurillah La haula wala quwwata illa Billah wassholatu wassalamu ala rosulillah asrofil Ambiya Iwal mursalin wa'ala alihi wasahbihi ajmain
Setiap lembaga apapun apalagi sebuah lembaga pondok pesantren harus mempunyai filsafat filsafat hidup dan tujuan hidup untuk apa hidup itu Mengapa hidup itu bagaimana hidup itu dan seharusnya hidup itu lah sebuah dasar-dasar pendidikan dan dasar-dasar pendidikan ini di dalam dunia pesantren ada mempunyai jiwa dan filsafat hidup di pesantren itu ialah yang satunya adalah keikhlasan yang kedua adalah kesederhanaan yang ketiga kemandirian yang keempat ukhuwah islamiyah dan yang kelima jiwa bebas
Bebas itu artinya bukan kebebasan berfikir mutlak sedemikian rupa tetapi bebas memilih jalan hidup baik petani pedagang politikus anggota DPR dan lain sebagainya ataupun Kyai itu tergantung kebebasan mereka tidak mencetak pegawai tidak untuk menjadi pegawai dan lain sebagainya
Nah dari jiwa keiklasan maka Pondok kita ini juga mendidik keikhlasan kyainya ikhlas santri nya ikhlas wali murid pun Ikhlas santrinya itu diapakan saja terserah pada Pak Kyai ikhlas kepercayaan keikhlasan itu diperlukan kalau Kyai tidak percaya kepada santriNdak masuk ilmunya santri tidak percaya kepada Kyai tidak akan masuk ilmunya maka keikhlasan itu diperlukan dan apalagi perencanaan dengan demikian dengan saling mempercayai dan ikhlas dengan keikhlasan sebagai beginilah ilmu itu akan masuk meskipun guru itu tidak pintar betul dan tidak tahu sistem itu dengan betul tetapi karena kaki keikhlasan itu masuk ke dalam Sanubari santri maka dari itu diperlukan keikhlasan yang baik
Ikhlas itu bukan keikhlasan yang pasif tapi Ikhlas itu adalah ikhlas aktif Kalau ikhlas pasif Ya saya ini ikhlas tapi tidak ngapa-ngapain ya saya ini miskin tapi tidak berbuat apa-apa . Hanya ahli sembah yang dan puasa saja Itu sudah dikatakan ikhlas nanti dulu semua amal perbaikan kita didasarkan dengan ikhlas karena Allah maka keikhlasan itu sangat pengaruh sekali di dalam mengisi kehidupan para santri dan masyarakat.
Yang kedua kesederhanaan sederhana bukan berarti Melarat Sederhana itu sesuai dengan kebutuhan saya kalau ke Jakarta saya pakai pesawat Umur saya sudah 68 tahun kalau naik bis di Jakarta capek nggak bisa apa-apa bisa jadi sakit dan lain sebagainya maka itu adalah sederhana sesuai dengan kebutuhan Saya mempunyai rumah seperti begini ini ya Baik ada ininya dan lain sebagainya representative sesuai dengan kebutuhan Saya mempunyai mobil itu baik dan disesuaikan dengan kebutuhan bukan berarti berlebihan dan bukan berarti melarat
Yang kedua sederhana adalah wajar kita wajar yang menentukan kewajaran adalah kepatutan pantas atau tidak wajar atau tidak kepatutan itu adalah ukurannya dhomir Bagaimana pamer manusia itu menilai dirinya itu wajar atau tidak wajar maka dhomir itu perlu pendidikan kepada santri dan pendidikan kesederhanaan jadi Sederhana itu bukan berarti Melarat sederhana adalah wajar sederhana sesuai dengan kebutuhan hidup
Yang ketiga kemandirian Pondok kita ini Mandiri lembaga pendidikan yaitu Mandiri kemudian yang mendari itu apanya organisasi-organisasi kita itu Mandiri organisasi pelajar yang mengatur seluruh tata kehidupan santri adalah anak-anakku sendiri yang dimakan oleh guru-guru yang dipakai oleh guru-guru untuk Ikhsan guru-guru adalah yang dikelola oleh guru-guru tanpa mengambil dari Pondok dari Pondok percetakan yang menghasilkan satu setengah miliar per tahun dari UKK yang menghasilkan 25 juta perbulan dan lain sebagainya diambil dari situlah sebagian dari guru-guru Jadi sebetulnya yang dimakan guru-guru dan dipakai oleh guru-guru untuk Ikhsan guru-guru diambilkan dari kemandirian sehingga guru-guru itu Mandiri mandiri bukan berarti mempunyai perusahaan sendiri sendiri Mandiri dalam kebersamaan sama-sama kita pakai sama-sama kita cari sama-sama dipakai nah begitulah arti kemandirian tapi juga Mandiri dalam segi kurikulum kurikulum Pondok Modern Gontor adalah Mandiri tidak ikut Depag tidak ikut Diknas tetapi ada beberapa standarisasi dari Depag yang kita pakai Nah dari sinilah maka kurikulum kita berbeda tetapi kurikulum menurut Gontor ada bermacam-macam kehidupan secara keseluruhan itu adalah kurikulum bukan pelajaran saja tetapi kehidupan Pondok secara keseluruhan adalah kurikulum kurikulum yang ada di Pondok Gontor itu adalah atas dasar pengalaman karena pengalaman kita begini kita buat seperti seperti gini pengalaman mengajar bahasa Arab seperti begini maka kita buat seperti begini dan lain sebagainya jadi kurikulum kita ini Mandiri sistem pendidikan di Gontor sistem nya adalah sistem Mandiri yang tidak ikut sana tidak ikut sini yang kita bentuk adalah sebuah sistem kehidupan Bagaimana sistem Pramuka sistem olahraga sistem dapur sistem pembayaran kumpulan dari sistem sistem ini adalah adalah sistem yang itu merupakan sebuah tata kehidupan saya sebagai pimpinan Pondok Gontor Kerjaan saya adalah menata dan mengatur perikehidupan di dalam pondok menata dan mengatur tata kehidupan pondok
daripada itu kemandirian Pondok Modern Gontor ini tercemin dalam pola dan tata kehidupan Santri yang diatur oleh Kyai mudah-mudahan Saya tidak riya Saya tidak terima gaji bulanan dari Pondok dengan Pak Hasan tidak mendapatkan gaji dari Pondok untuk menunjukkan bahwasanya kami ini bisa mandiri dari ini supaya menjadi Uswatun Hasanah sehingga kami bisa menghidupi kehidupan kami sendiri dengan usaha pertanian perdagangan ada yang punya toko ada yang punya usaha ini itu dan lain sebagainya dan nyatanya saya bisa punya istri 1 dan anak saya 5 dan dari sini bisa menjadi Mandiri menjadi Uswatun Hasanah
Dalam menjadi Uswatun Hasanah ini tidak hanya melihat dari penampilan saya saja tetapi hasil usaha produktivitas saya memimpin pondok dengan kemandirian saya saya bisa membuat Gontor 2 Gontor 3 sampai sekarang Gontor yang ke-17 di Poso dengan jumlah Santri 18663 persisnya pada bulan kemarin Nah dari sini maka kita wujudkan kemandirian Pondok Pesantren Modern Gontor dengan lembaganya dengan sistem nya dengan manusianya dengan organisasi nya dan manusia manusia yang menjadi pengusaha Mandiri itulah pendidikan kemandirian di Pondok Modern Darussalam Gontor. Sehingga dengan pola kemandirian ini kita jabarkan dalam kehidupan
Yang keempat ukhuwah islamiyah ukhuwah islamiyah ini kita ciptakan Bagaimana terjalin dalam suatu ukhuwah islamiyah dan itu kita nasional bagaimana pendidikan nasionalisme itu di Gontor tidak boleh satu konsulat kumpul satu konsulat yang satu kamar saja tidak boleh dari Jakarta kumpul dengan orang-orang Jakarta dari Kalimantan kumpul dengan orang-orang Kalimantan maka dari itu kita bentuk sebuah nasionalisme di Pondok Modern Gontor dengan nasionalisme ini maka anak-anak terbentuk nasionalisme Indonesia anak luar negeri pun nasionalisme Indonesianya pun juga kita kumpulkan dengan anak-anak Kalimantan dengan konsulat ini dan lain sebagainya Padahal mereka dari Thailand dari Malaysia dari Singapura akhirnya kental lebih kental orang Indonesianya dari pada orang singapurnya ini menjadi dasar sebagai ukhuwah merekaBagaimana menanamkan ukhuwah islamiyah di kalangan para santri para santri diajarkan bermasyarakat bukan masyarakat orang kampung al-ma'hadul mujtamaun shogir Pondok ini merupakan masyarakat yang kecil maka bermasyarakat latihan bermasyarakat di dalam pondok masyarakat apa masyarakat rayon masyarakat apa masyarakat Pramuka masyarakat apa masyarakat kelas masyarakat sepakbola masyarakat dapur masyarakat apa dan lain sebagainya sehingga anak Gontor bisa bermasyarakat dengan siapapun juga anaknya orang NU saya jadikan orang Muhammadiyah di Aceh ternyata bisa pak Din Syamsudin itu orang ini NU menjadi pimpinan Muhammadiyah bisa anak Gontor masuk di Golkar bisa P3 bisa di PKS bisa jadi dokter bisa jadi itu bisa dan lain sebagainya kalau mereka sudah biasa bergaul dengan Sekian banyak orang yang berbeda orang yang dia kenal dan orang yang tidak dia kenal dan mereka itu terbiasa berkelompok-kelompok ber grup-grup sehingga kita sarankan anak-anakku itu membentuk sebuah group feeling group feeling untuk sebuah kebaikan wata'awanu Alal birri wattaqwa wala ta'awanu Alal Ismi Wal udwan Nah dari sini maka kita tahu dan tanamkan Al Quran ,filsafat hidup dalam ukhuwah islamiyah maka ditampung seluruhnya itu dalam ukhuwah islamiyah dan dijabarkan dalam kehidupan bermasyarakat
Yang kelima kebebasan bebas anak-anak ini tidak mesti harus masukibebas anak-anak ini tidak mesti harus masuk NU tidak mesti harus masuk Muhammadiyah Boleh dimanapun di Pondok Modern Gontor 76% itu anaknya orang NU Nahdlatul Ulama tapi dia boleh menjadi Muhammadiyah dan lain sebagainya tapi tetap harus menjadi Ahlussunnah Wal Jamaah itu anak Gontor kebebasan menurut ayah saya karena dulu yang Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah begitu kental dan perselisihan itu luar biasa maka ayah saya memberikan kebebasan kepada anak-anak didik untuk memilih Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah tetapi tidak untuk memilih liberal tidak berdasarkan nilai-nilai perjuangan nilai keislaman nilai moralitas dan nilai apa saja itu jangan sampai terjerumus di dalam masalah liberalisasi maka kebebasan di sini bukan kebebasan tanpa batas tapi kebebasan yang menjunjung tinggi berpengetahuan luas berbadan sehat dan baru berpikiran bebas berpikiran bebas itu bukan berpikiran liberal yang bebas dari segalanya sebab qoriatul Mari mah Dudun before Yatin khoirihi kebebasan seseorang itu terbatas dengan kebebasan orang lain dia tidak berdasarkan nilai atas Alquran Tetapi dia mengobok-obok al-quran hadits diobok-obok dia menirukan orang Barat itu ajaran orang barat dan itu paketnya orang barat dipakai oleh mereka ini liberal Sungguh sangat menyedihkan sekali sehingga banyak ayat-ayat al-quran diplesetkan sehingga banyak orang haji tidak pada waktu Haji diperbolehkan membantu orang sembahyang pake bahasa Indonesia dibelain dan lain sebagainya ini sungguh tidak benar Nah terus kemudian anak Gontor ini boleh menjadi petani pedagang dan lain sebagainya tetapi ternyata anak Gontor yang terbanyak bukan sekedar guru tetapi yang terbanyak adalah berjiwa Wira sosial atau wirausaha terjun di Wira gawe kewirausahaan dan lain sebagainya petani dan lain sebagainya pedagang menjadi itu menjadi ini dan lain sebagainya tetapi Meskipun mereka menjadi seorang petani maupun pedagang tetap mereka itu besar sehingga orang besar itu menurut Gontor adalah orang besar yang mau mengabdi di masyarakat dengan segala keikhlasan meskipun di kampung yang kecil ataupun langgar yang terkecil itu adalah hal besarTidak mesti harus di Jakarta menjadi ketua dan lain sebagainya meskipun anak Gontor itu di kampung kecil dilanggar yang terpencil itu adalah orang besar untuk ukuran Gontor dari sini maka Alhamdulillah kita terapkan jiwa dan filsafat hidup ini kepada saya santri dengan pengarahan dengan penugasan dengan pengawalan dengan pelatihan dengan Uswatun Hasanah kita terapkan pendidikan ini dengan pendidikan dan pendekatan pendekatan secara manusiawi secara program tugas dan secara ideal pendekatan secara manusiawi pendekatan-pendekatan lain sebagainya terima kasih wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
No comments:
Post a Comment