🌈 *Belajar Optimis Dari Kisah Nabi Yunus* 🌟
Ada sebuahcx doa yang sering kita lantunkan dikala sedang dalam kesulitan. Itulah doa yang kita kenal dengan Doa Nabi Yunus.
Sebenarnya, apa makna mendalam dari dzikir Nabi Yunus 'Alaihissalam? Yuk! Mari kita simak...
*******
Tersebut sebuah kisah Nabi yang harus melewati episode kegelapan. Dialah Nabi Yunus 'alaihissalam. Seorang Nabi yang "gagal" bersabar mendakwahi ummatnya, pergi berlayar keluar kampungnya, kemudian harus terpilih untuk dibuang dilaut agar mengurangi beban kapal yang oleng, ditelan paus, lalu terjebak dalam gelap yang panjang.
Para mufasirin menyebut apa yang dialami Nabi Yunus sebagai tiga lapis kegelapan,
1. Gelapnya perut ikan
2. Gelapnya lautan
3 Gelapnya Malam
*****
Mari kita bahas setiap poin doanya.
1. laa ilaha illa anta, tiada Ilah selain Allah.
Lihatlah suasana bathin Nabi Yunus AS, laa ilaha illa anta berarti pengakuan bahwa tiada yang aku sembah kecuali Allah, tiada yang aku takuti kecuali Allah, termasuk tiada yang dapat menyelamatkan aku kecuali Allah. Nabi Yunus AS sedang membangun optimisme.
Ketika kegelapan menerpa, terkadang kita merasa bahwa dunia akan berakhir. Kita terkadang merasa sudah tertelan ikan paus dan akan terlumat didalam perut ikan. Kita merasa dan meyakini bahwa masalah yang kita hadapi tidak ada jalan keluarnya.
Disinilah jebakan setan, membangun pesisme, setan membangun kelemahan jiwa. Belajar dari Dzikir Nabi Yunus, beliau memulai dizkirnya dengan mentauhidkan Allah. Beliau memulai dzikirnya dengan sebuah pengakuan mendalam bahwa Allahlah Tuhannya, penolongnya, pelindungnya, dan pengurusnya.
*****
2. Subhanaka, Maha Suci Engkau.
Bagian kedua dari dzikir ini adalah pengakuan atas kesucian Allah.
Para mufasirin menjelaskan, Subhanaka berarti mengakui bahwa Allah suci dan bersih dari segala kezaliman. Allah bersih dan suci dari kesalahan. Termasuk salah taqdir, salah setting, salah skenario dan kesalahan-kesalahan lainnya.
Bayangkan, Jika kita berada pada posisi Nabi Yunus, mungkin kita bertanya tanya :
Mengapa Saya? Mengapa harus Saya yang ter-undi terbuang ke laut? Mengapa nasib Saya naas seperti ini? Saya kan nabiMu Ya Rabb, Saya kan orang sholih, dan seterusnya. Faktanya, Nabi Yunus tidak demikian.
Nabi Yunus membangun sebuah kesadaran bahwa tertelannya dia di perut ikan adalah bukan kesalahan Allah dan bukan kesalahan taqdir. Karena Allah suci dari hal hal yang salah.
Inilah yang harus dibangun ketika kegelapan ujian hidup menerpa. Bersangka baiklah pada Allah, dan HENTIKANLAH sangka buruk padaNya.
Belajar dari Nabi Yunus, harusnya kita langsung menyadari bahwa Allah gak mungkin salah skenario danAllah gak mungkin zalim. Terjerambabnya kita hari ini pastilah memiliki makna. Sebuah makna yang akan membawa kebaikan pada kehidupan kita.
Makadari itu, Nabi Yunus langsung menyambung dzikir ini dengan kalimat penutup yang mencengangkan.
*****
3. Inni kuntu minadzholimin, sungguh sungguh aku yang dzholim.
Kalimat penutup dzikir Nabi Yunus ini adalah sebuah pengakuan, bahwa terjebaknya ia dalam tiga kegelapan adalah salahnya sendiri. Nabi Yunus tidak serta merta menyalahkan ABK yang membuangnya. Beliau juga tidak menyalahkan ummatnya yang tak kunjung beriman. Namun beliau menyalahkan diri sendiri. Beliau menyadari bahwa ini adalah salah beliau, ini adalah akibat dosa beliau, yang tak sabar menunggu kaumnya beriman.
Mari kita selami hati kita, apakah kita sedang menyalahkan diri sendiri? Atau kita sedang menyalahkan orang lain?
Ketika Anda menyalahkan orang lain atas terjerambabnya diri Anda, maka relatif Anda fokus ke hal hal diluar Anda. Dan faktanya, hal hal diluar Anda tidak bisa Anda kendalikan.
Namun jika Anda mengalamatkan kesalahan pada diri Anda sendiri, maka hati Anda akan lebih damai, karena Anda pada dasarnya mampu merubah diri anda sendiri.
Ketika ada yang menyakiti Anda, maka Anda segera kembalikan kepada diri Anda : "mungkin Saya penuh dosa"
Ketika Anda mengalami kehilangan barang: "Mungkin ada dosa-dosa pernah menahan rezeki orang lain"
Ketika bathin kita sudah mengakui : bahwa memang kita yang Zalim pada diri kita sendiri, insyaAllah kita akan lebih bertanggung jawab dalam memperbaiki diri ini. Berbeda jika kita menyalahkan orang lain, maka kita relatif akan terus berfokus untuk menunggu berubahnya pihak lain. Padahal itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah.
*****
Jika dirangkum, ada tiga langkah bathin yang harus kita amalkan agar kita dapat keluar dari gelapnya kehidupan :
1. Mengakui Kekuatan Allah.
2. Mengakui Kesucian Allah.
3. Mengakui kesalahan diri sendiri
Yuk, berhentilah pesimis, jauhilah putus asa. Sedalam apapun jurang yang menelanmu, akan sepanjang itulah tali pertolongan Allah padamu.
Yuk, mari sucikan Allah, Allah gak mungkin salah setting, salah skenario, salah taqdir dan salah-salah yang lainnya. Semua kegelapan ini terjadi atas izinNya, dan pastilah ia punya maksud.
*******
Disadur ulang dari tulisan Rendy Saputra. Semoga bermanfaat
Bu Diah My Teacher
No comments:
Post a Comment