*🌅Mentari Ahad Pagi🌳*
*✴The Power of Barokah🌈*
Setiap orang tua menginginkan masa depan anaknya bahagia, sukses dan hidup berkelimpahan, sayangnya tidak sedikit orang tua yang menghabiskan waktu dan energinya untuk menumpuk aset yang bersifat materi dan abai terhadap pendidikan agama dan karakter positip untuk bekal buah hatinya.
Mereka lebih bangga jika raport akademik putra nya memuaskan, daripada anak nya yang taat beribadah, berkarakter dan bermoral..
Sungguh Alloh telah mengingatkan dalam al Quran, bahwa sebaik-baik bekal adalah taqwa. ( Qs.2:197 ). Dan dengan bekal taqwa inilah insyaa Alloh masa depan anak-anak akan hidup bahagia, berkelimpahan dan penuh keberkahan.
Pengertian Berkah
Menurut bahasa, berkah --berasal dari bahasa Arab: barokah (البركة), artinya nikmat(Kamus Al-Munawwir). Istilah lain berkah dalam bahasa Arab adalah mubarak dan tabaruk.
Menurut istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni “bertambahnya kebaikan” (Imam Al-Ghazali).
Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia.
Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi disebutkan, berkah memiliki dua arti: (1) tumbuh, berkembang, atau bertambah; dan (2) kebaikan yang berkesinambungan. Menurut Imam Nawawi, asal makna berkah ialah “kebaikan yang banyak dan abadi.
Sebuah Ibroh..
Dalam buku Alfu Qishshoh wa Qishshoh di kisahkan tentang dua khalifah di jaman Dinasti Bani Umayyah: yaitu Hisyam bin Abdul Malik dan Umar bin Abdul Aziz. Keduanya sama-sama meninggalkan 11 anak, laki-laki dan perempuan. Bedanya, Hisyam bin Abdul Malik meninggalkan jatah warisan bagi anak-anak laki masing-masing mendapatkan 1 juta Dinar sekitar Rp. 2.000.000.000.000.
Sementara anak-anak laki Umar bin Abdul Aziz hanya mendapatkan setengah dinar, sekitar Rp. 1.000.000
Dengan peninggalan melimpah dari Hisyam bin Abdul Malik untuk semua anak-anaknya, ternyata tidak menjamin membawa kebaikan. Semua anak-anak Hisyam sepeninggal ayahnya, hidup dalam keadaan fakir miskin.
Sementara anak-anak Umar bin Abdul Aziz tanpa terkecuali hidup dalam keadaan kaya raya, bahkan seorang di antara mereka menginfaqkan di jalan Alloh sebagian hartanya untuk menyiapkan kuda dan perbekalan bagi 100.000 pasukan penunggang kuda.
Apa yang membedakan keduanya...?
KEBERKAHAN.
Kisah ini semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita, bahwa banyaknya harta yang disiapkan untuk masa depan anak-anak bukanlah jaminan kesuksesan dan kebahagiaan buat mereka..
Kisah tersebut juga memberikan ibroh, bahwa keberkahan dalam hidup jauh lebih penting dari sekedar jumlah aset yang besar yang kita tinggalkan untuk masa depan anak-anak kita...
*Barokallohu fiinaa..*
*Semoga berkah Alloh untuk kita semua..*
No comments:
Post a Comment