Tersenyum sebgai kebutuhan primer

*💦Embun Pagi💧*

*😊Tersenyum Sebagai Kebutuhan Primer💞*

SALAH seorang anggota group medsos berkomentar atas status-status saya. Komentarnya hari ini berbeda dengan komentar sebelumnya: "status yang ada humornya mana ustadz?"

Ada tiga tafsir atas komentar ini: pertama adalah lelah dengan keseriusan hidup yang membuat stress jiwa; kedua, stress yang sesungguhnya akan keadaan kini yang serba tak bisa diprediksi; ketiga adalah menganggap saya sebagai bagian dari group pelawak. Untuk tafsir ketiga ini saya hanya bisa geleng kepala.

Bagaimanapun juga, senyum adalah pertanda rileks, santai, dan menikmati suratan nasib. Senyum itu mencairkan kekakuan dan kebekuan. Dompet kaku milik suami beku saja bisa cair dengan senyuman isterinya. Ini adalah kesimpulan penelitian yang tidak bisa diganggu gugat. Satpam yang kaku dalam postur tubuh dan sikap pelayanannya juga bisa cair dengan senyuman. Buktikan saja. Teruslah tersenyum di hadapannya sampai dia pun tersenyum. Lebih dari itu senyum adalah memperpanjang usia.

Hari ini ada peristiwa yang membuat saya tersenyum, tersenyum atas keluguan seorang kakek dalam mengungkapkan perasaan kesalnya. Atau mungkin bukan kekesalan, melainkan kompleksitas kehidupan.

Kisahnya begini. Cucu sang kakek yang kelas 2 SD itu tak hapal-hapal perkalian. Bertanyalah si cucu ke kakeknya apa sudah benar 5x5=25. Kakeknya menjawab: "Cucu, kalau dulu sih ya benar, 5x5=25. Tapi kalau sekarang kok saya tak yakin masih tetap segitu. Semua serba naik, Cu."

Walau belum punya cucu, saya tersenyum dengan dialog cucu kakek itu. Lebih tersenyum lagi membayangkan wajah si cucu menanggapi jawaban si kakek. Iya, si kakek rupanya sedang galau kelas berat dengan kenaikan semua barang dan jasa. Semua naik. Yang turun cuma hujan. Sementara yang naik turun adalah celana dalam. Hahahaa, tersenyumlah 😊😊.  *Semoga senyum kita  menyehatkan ruh dan jasad kita*🙏🏻

No comments:

Post a Comment

Menjawab 10 pertanyaan

  Oleh: Idham Okalaksana Putra               Ada beberapa pertanyaan dari seroang teman yang menceritakan pengalamanya berbincang deng...