Zuhud Kyai Gontor Oleh Alumni

 Zuhudnya Pak Kiai Gontor


Saya pernah dengar dari Pak Shoiman bahwa Pak Zar (panggilan untuk K.H. Imam Zarkasyi), selalu Shalat Tahajjud di tanah komplek pondok sehingga tidak ada jengkal tanah di Gontor yang tidak dishalati Tahajud oleh beliau. Hal ini saya ceritakan kepada Pak Aman Nasution, komentar Pak Aman, "Iya benar, saya pernah ngobtrol tengah malam, tiba-tiba saya lihat ada bayangan di atas tumpukan batu-batu di area Gedung Saudi sekarang, Pak Aman langsung bertanya, "Ini malaikat atau nanusia?!", sambil teriak, tiba-tiba bayangan tadi nenjawab, "Aman, ini aku". Benar ternyata bayangan yang di atas tumpukan batu itu adalah Pak Zar yang sedang shalat tahajjud.

Subhanallah.


Zuhud 2: 

Rabithah Alam Islamy memberi bantuan kepada pondok sekian juta, dan juga kepada pribadi Pak Zar, tetapi oleh Pak Zar bantuan uang yang seharusnya untuk pribadi beliau tersebut semuanya diberikan ke adm pobdok.

Subhanallah.


Zuhud 3:

Sewaktu Pak Zar ditawari Pak Harto untuk menjadi Menteri Agama, jawaban Pak Zar, "Yang mau jadi menteri banyak, yang mau jadi kiai sedikit, maka saya memilih jadi kiai saja."

Subhanallah.


Zuhud 4: 

Pak Zar kalau hari Jumat akan berangkat ke masjid jam 10 pagi sewaktu santri main bola volley, dan balik dari masjid jam 3 sore sewaktu santri juga main volley sore.

Subhanallah.


Zuhud 5: 

Pak Zar kalau bersyukur biasanya shalat tahajud 100 rakaat, pernah saya ceritakan kepada Bu Mimin (putri beliau) dan Bu Mimien menyatakan, "Iya, sebab saya ditugasi untuk menghitung dengan lidi, satu lidi, satu rakaat."

Subhanallah


Zuhud 6:

Suatu hari Pak Chalid Raimin (staff Pengasuhan) melihat Pak Zar membuat sendiri hanger dari kawat sewaktu akan menjemur pakaian. Biasanya Pak Zar menjemur pakaian seperti kaus dalam di depan rumah dekat pohon nangka. Cholid bertanya, "Pak Yai, Kenapa hangernya dibuat sendiri?", beliau menjawab, "Selagi masih bisa dibuat kenapa harus beli"

Subhanallah..


Zuhud 7: 

Sewakru Pak Zar akan diberi doktor hanoris causa oleh IKIP Malang, beliau menjawab, "Murid saya sudah banyak jadi doktor, maka saya tidak perlu lagi."

Subhanallah.

No comments:

Post a Comment

Menjawab 10 pertanyaan

  Oleh: Idham Okalaksana Putra               Ada beberapa pertanyaan dari seroang teman yang menceritakan pengalamanya berbincang deng...