Seandainya terjadi pada guru di Indonesia...
Guru
Dalam buku Education for 1.3 billion, mantan wakil perdana menteri Tiongkok Li Lan Qing mengatakan bahwa pendidikan di Tiongkok maju pesat antara tahun 1993-2003 karena adanya terobosan-terobosan pendidikan. Menurut Li Lan Qing negara bisa maju kalau rakyatnya menghormati para guru.
Li Lan Qing ingin mengembalikan harkat dan martabat guru. Ia juga mendorong guru berkelakuan terhormat agar dihormati muridnya. Teladannya adalah Confusius. Waktu Confusius meninggal dunia, murid-muridnya tinggal di kuburan Confusius selama 3 tahun, bahkan salah satu muridnya Zigong tinggal 6 tahun. Para murid ini mendiskusikan berbagai ajaran sang guru ini. Salah satu ajarannya yang terkenal adalah “Jangan lakukan pada orang lain, apa yang kamu tidak ingin lakukan untuk dirimu” (dikenal dengan the silver rule, yang sedikit berbeda dengan the golden rule).
Tiga hal yang ia lakukan untuk guru:
1. Menaikan kompensasi untuk guru (“tidak mungkin meminta kuda untuk berlomba jika tidak diberi makan yang cukup” )
2. Memberikan perumahan yang baik untuk guru (puisi terkenal jaman dinasti Tang: jika saya mempunyai rumah besar dengan ribuan kamar, saya akan pakai itu untuk guru-guru yang miskin dan membuat mereka tersenyum)
3. Memberikan status terhormat untuk para guru (semua pejabat diminta untuk sopan, hormat dan menghargai guru)
Pepatah Tiongkok :“Gunung tidak perlu tinggi asal ada dewanya, laut tidak perlu dalam asal ada Naganya”. Dewa dan Naga itulah yang membuat orang berbondong-bondong datang kepada gunung dan laut itu.
Pendidikan tidak memerlukan gedung-gedung mewah, Pendidikan butuh guru-guru yang hebat dan terhormat…
Selamat Hari Guru 25 November 2018..
No comments:
Post a Comment