Cahaya ilmu bulan Ramadhan

Masjid Agung Kauman jogja

Oleh : penceramah

Bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dibilang bulan lainya. Bulan yangilki berbagai macam keutamaan didalmnya. Banyak yang mendapatkan berkah ,rahmat, ampunan, dan berbagai macam rezeki yang tidak disangka sangka. Kebaikan kebaikan didalaminya akan dilipat ganda kan da begitu pula sebaliknya apabila kejelekan yang kita lakukan maka bertambah kali lipat dosa yang kita dapat.

Membaca AL Quran adalah salah bagian dari sekian banyak hal kebaikan yang dapat kita lakukan di bulan Ramadhan ini  tidak dikatakan Alif lam miim itu satu kalimat, namun di hitung itu sebagai satu huruf dan satu kebaikan yang dilipat gan dalam sebanyak 10 kali lipat bahkan lebih.   Semakin banyak amalan membaca AL Quran yang kita baca,  Maka akan semakin banyak pula kebaikan kebaikan yang kita dapatkan

Ramadhan memiliki 2 cerita yang dapat kita petik hikmah didalamnya. Cerita pertama adalah cerita yang umum di kalangan santri. Santri sering mendengarkan petuah dari sang kyai yang mengatakan bahwasanya "le lek Arep ramdhan iku dadi koyo ulat ojo koyo uler". Maksudnya adalah jika masuk di bulan Ramadhan, bulan puasa itu jadilah seperti ulat jangan seperti ular. Ulat itu digambarkan sebagai hewan yang menjijikkan, lalu ia berpuasa dan menjadi Entung atau kepompong. Setelah masa berpuasa selesai ulat tadi berunbah menjadi  seekor hewan yang berbeda dari sebelumnya.  Hewan yang nampak indah dan dapat terbang ke berbagai arah.  Dia telah berusaha dengan berpuasa dan akhirnya menjadikan diri pribadinya menjadi hewan yang begitu indah dengan berbagai macam warna dan disenangi banyak orang.   Hewan ulat yang tadinya merusak banyak dedaunan dan dibilang hama, kini berubah menjadi hewan yang indah dan penuh manfaat, karena ia membantu dalam proses. Penyerbukan antara bunga satu dengan bunga lainya.


Dan berbeda dengan ular. Dia perpuasa menahan dirinya namun ketika selesai dia berpuasa tetap menjadi ular dengan bentuk, watak. Sifat dan karelter yang sama , hanya berganti kulit saja , kulit luarnya saja, namun isi sama tidak ada perubahan. Ular yang tadinya menakutkan tetap saja menjadi menakutkan karena masih saja menjadi ular. Tidak berubah menjadi lebih baik setelah masa masa mengurung diri dalam berpuasa nya.

Maka cerita manakah yang akan kita pilih dalam mengarungi bulan suci ramdhan ini?  Menjadi manusia yang berpuasa dengan segala daya dan usaha untuk menjadi pribadi dan manusia yang lebih baik dan bermanfaat bagi sekitar kita,  atau seperti ular yang setelah kita berpuasa menjadikan diri kita sebagai pribadi yang sama saja, seperti tidak ada perubahan setelah puasa.

Jadikan pribadi yang bermanfaat setelah selesai dari puasa kita. Dan menghindari dan berusaha dengan sekuat tenaga agar sikap dan tingkah laku kita yang jelek sebelum puasa lenyap dan sirna setelah puasa.  Kita berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjadi pribadi yang bermanfaat, indah dan disenangi banyak orang karena kerja keras kita dalam berpuasa selama 30 hari. Unggul dalam berbagai macam hal,  terdidik untuk menjadi seseorang yang berbeda dari sebelumnya yang membawa banyak kemanfaatan bagi banyak orang. Demi menjunjung tinggi nilai Islam untuk kehidupan yang lebih baik.

Yang kedua adalah kisah di kalangan tasawuf Modern yang dipopulerkan oleh Prof Buya hamka. Dalam karya tawasuf ini menceritakan kisah dzulkarnain yang hampir menguasai 2/3 dunia. Kisah ini memang tidak ada dalam AL Quran,  namun bisa dijadikan sebuah pedoman kisah yang dapat dipetik makna dari kisah dzulkarnain.

Dzulkarnain kala itu membawa pasukannya menyebrang di sebuah sungai. Dan ketika akan menyeberangi sungai tersebut dzulkarnain mengatakan kepada bala tentaranya untuk mengambil apa saja yang dia pijak di sungai tersebut. Dalam hal ini ada 3 karakter tipe pasukan yang menjalankan perintah rajanya

Tipe yang pertama adalah tipe orang yang acuh tak acuh,  dia beranggapan yang mereka injak disungai hanyalah batu yang tidak bermanfaat. Maka ia hanya melewati sungai tersebut tanpa membawa apapun digenggaman

Tipe yang kedua adalah tipe yang hanya ingin dengan terpaksa mematuhi perintah rajanya,  maka ia mengambil beberapa batu yang kecil dan sedikit untuk dia bawa. Dia hanya berniat yang penting sudah menjalankan perintah rajanya. Dan ia berlalu dengan hanya membawa sedikit dari batu yang ia dapatkan di sungai tadi.

Dan tipe yang terakhir adalah tipe setia dan menaati dengan penuh ikhlas apa yang diperintahkan rajanya,  maka ia dengan kesungguhan mengambil banyak batu dan besar lalu dia masukan kedalam dia punya tas. Walaupun berat beban yang dipikul namun iya senang dan nyaman karena sudah mengikuti dan menjalankan perintah sang raja,,  maka ia berjalan dengan tertatih tatih dengan membawa beban batu yang berat.

Setibanya di tempat istirahat sang raja mengecek barang yang dibawa oleh pasukannya.  Maka mereka membuka tas mereka masing masing. Setelah membuka tas sebagian dari mereka merasa heran karena yang mereka bawa bukanlah batu namun beraneka macam perhiasan.   Mereka yang tidak mengambil merasa sangat kecewa,  mengapa ia tak mengambil baru di sungai yang diperintahkan raja.

Yang lainya merasa beruntung namun juga sedikit kecewa, mengapa tidak mengambil dal jumlah yang banyak. Namun tetap bersyukur. Dan yang terakhir adalah mereka yang dengan sangat riang gembira akan hasil yang mereka dapatkan.  Berbagai macam jenis perhiasan yang banyak nan melimpah kini berada digenggaman mereka. Mereka sangat bersyukur dan puas atas apa yang mereka dapatkan.

Dan hilmahmya adalah. Kita memilih tipe pasukan yang mana untuk mengarungi sungai Ramadhan ini?  Maka jawabannya ada dalam diri kita masing masing. Dan jangan sampai kita berpuasa ini hanya mendapatkan. Haus dan dahaga

No comments:

Post a Comment

Menjawab 10 pertanyaan

  Oleh: Idham Okalaksana Putra               Ada beberapa pertanyaan dari seroang teman yang menceritakan pengalamanya berbincang deng...