Menjawab 10 pertanyaan


 

Oleh:

Idham Okalaksana Putra

 

            Ada beberapa pertanyaan dari seroang teman yang menceritakan pengalamanya berbincang dengan seseoran yang menanyakan tentang sisi lain dari Islam.  Mungkin menurut kami penanyan adalah seorang yang masih ragu akan keislamanya atau memang dia adalah Liberal.  Tidak berburuk sangka, Namun kita akan mengambil Ilmu dari pertanyaan itu, yang nantinya sebagai pengetahuan untuk kita dan menambah khazanah wawasan kita tentang Islam itu sendiri.

Berikut pertanyaanya:

1. Pernikahan antara Nabi Muhammad SAW dengan Aisyah yang umurnya masih 6 tahun dan digauli diumur 9 tahun. yang mana hal tersebut tidak dapat dimaklumi secara moral orang modern maupun di masa lalu karena dia menganggap hal tersebut tetap saja tabu karena menikahi dan menggauli anak - anak. 

 

2.Nabi Muhammad yang kata dia menikahi 11 istri termasuh pembantu bernama Hafzah kalau tidak salah dan membuat ketiga istrinya cemburu. yang mana hal ini sangat bertentangan dengan batas poligami yang menentang hukum moral manusia. 

 

3. Ketiga sahabat terdekat nabi yang saling berperang untuk berebut kedudukan pemimpin di Mekah setelah wafatnya beliau. Yang mana hal ini diklaim awal mula Syiah terbentuk dan pasti ada alasan kuat mengapa mereka tidak menyukai ketiga sahabat terdekat nabi. Teman saya jutga menambahkan hal ini bahkan sampai memicu salah satu sahabat tersebut memerangi Aisyah, dan dia juga menyebutkan bahwa Utsman dibunuh oleh salah satu keturunan Abu Bakar. 

 

4. Teman saya juga menyebutkan hukum islam terlalu kaku dan kompleks masalah keuangan dan dia merasa kalau hal tersebut menghambat keuntungan dari pengusaha. saya kurang hafal seluruh yang dia katakan, tapi yang paling saya ingat dia menyampaikan bahwa jika memang Islam melarang riba kenapa bank masih dilegalkan dan semua orang termasuk para pendakwah dan ulama menggunakannya. meskipun itu Bank Syariah yang menurut teman saya hal itu terlalu kontradiktif dan ambigu untuk dia pahami. 

 

5. Dia menunjukan bukti bahwa di negara2 dengan mayoritas islam para penduduknya justru sekitar setengahnya adalah atheis dan tidak puas dengan hukum islam karena terlalu mengatur setelah dilakukan survey oleh pemerintah secara sembunyi2. Seperti Iran, Arab, Turki dan negara Timur Tengah lainnya. dia juga menambahkan jika hukum Islam memang sesempura itu mengapa negara arab menjadi sangat liberal yang mana membuktikan baginya bahwa hukum islam yang terlalu mutlak itu ketinggalan zaman dan sepatutnya tidak digunakan bila ingin negaranya maju. 

 

6. Diluar negeri Islam diroasting oleh umat lain yang non muslim secara signifikan karena memiliki sejarah kelam dan pertumpahan darah yang ditutup tutupi dan hanya disampaikan yang bagus2 saja. yang mana umat lain saja secara gamblang membuka dan mengakui bahwa mereka dulunya memang kejam dalam menyebarkan agamanya. sedangkan Islam yang punya sejarah yang sama malah ditutup tutupi. hal ini dia sampaikan bahkan sampai membuat Dr Zakir Naik sampai tidak populer. 

 

7. Menurut teman saya, hukum Islam yang mengharuskan non muslim kala itu membayar upeti kepada umat muslim merupakan bentuk penjajahan yang tidak ada bedanya dengan umat nonmuslim juga. dan baginya hal tersebut adalah salah satu sejarah kelam tersebut. 

 

8. Bagi teman saya hukum islam kebanyakan tidak disukai dan tidak relevan dengan akal manusia yang kreatif, seperti gambar maupun musik yang notabenenya kita itu suka memilih - milih mana yang boleh maupun yang tidak sehingga baginya hukum islam sangat berlawanan dengan sifat manusia yang menurutnya tidak merugikan pihak lain. 

 

9. Jumlah orang islam yang murtad itu sama jumlahnya dengan orang islam yang lahir. dia menemukan informasi bahwa islam itu bertambah bukan karena banyak mualaf tapi justru karena banyak angka kelahirannya, berbeda dengan kristen yang bertambah karena yang masuk ajarannya banyak.  

 

10. Teman saya memberikan video dokumenter yang menyampaikan eksistensi Nabi Muhammad SAW itu abu - abu. dan keberadaan Mekah masa itu tidak tercatat di peta manapun. bahkan jika alasannya karena geografi yang tandus. bukan berarti harus menghapus jalur peta perdagangan kala itu.

 

Dari 10 pertanyaan yang dilontarkan oleh penanya, penulis kiranya ingin lebih dalam belajar mengenai apa yang ditanyakan juga dalam diri penulis yang kiranya ada hal-hal yang juga menjadi pertanyaan.  Namun seluruh apa yang menimbulkan pertanyaan ini adalah bentuk untuk meningkatkan wawasan kita tentang islam , dan semakin memperkuat keyakinan kita terhadap Islam. Semua yang menjadi ketentuan adalah baik.  Karena apa yang Allah perintahkan adalah kebaikan, jika ada yang salah maka bukan dari Islam , tapi lahir dari Musliminya, dari orang-orangnya. Karena Islam Mahjubun bil Muslimin, Islam itu tertutupi keindahanya oleh kaum musliminya.

 

Dengan berkembangnya teknologi Ai coba kita cari tahu dari satu soal ke soal lainya menurut versi AI

Pertanyaan no 1:

Pernikahan antara Nabi Muhammad SAW dengan Aisyah yang umurnya masih 6 tahun dan digauli diumur 9 tahun. yang mana hal tersebut tidak dapat dimaklumi secara moral orang modern maupun di masa lalu karena dia menganggap hal tersebut tetap saja tabu karena menikahi dan menggauli anak - anak.

 

Jawaban AI pada situs https://www.blackbox.ai/chat/WKNhaOZ

 

Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Aisyah binti Abu Bakar merupakan salah satu aspek yang sering dibahas dalam konteks sejarah dan agama. Dalam tradisi Islam, pernikahan ini dianggap sebagai bagian dari kehidupan Nabi yang memiliki konteks sosial dan budaya pada zamannya. Berikut adalah beberapa poin yang dapat menjelaskan pernyataan tersebut secara faktual:

1.    Konteks Sejarah dan Budaya: Pada abad ke-7 Masehi, praktik pernikahan di kalangan masyarakat Arab sangat berbeda dibandingkan dengan norma-norma yang ada saat ini. Usia pernikahan sering kali lebih muda, dan pernikahan pada usia yang lebih dini dianggap normal dan diterima dalam masyarakat saat itu. Aisyah dinikahi pada usia 6 tahun dan pernikahan tersebut dikonsumsi pada usia 9 tahun, yang merupakan hal yang umum pada masa itu.

2.    Peran Aisyah dalam Sejarah Islam: Aisyah dikenal sebagai salah satu istri Nabi yang paling berpengaruh. Ia adalah sumber banyak hadis dan memiliki peran penting dalam penyebaran ajaran Islam. Pengetahuannya dan pengalamannya menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam.

3.    Perspektif Agama: Dalam pandangan Islam, pernikahan Nabi dengan Aisyah dilihat sebagai bagian dari takdir ilahi dan memiliki tujuan tertentu dalam konteks penyebaran ajaran Islam. Dalam banyak tradisi keagamaan, tindakan dan keputusan tokoh-tokoh penting sering kali dipahami dalam konteks spiritual dan moral yang lebih luas.

4.    Perdebatan Modern: Di era modern, banyak orang mempertanyakan praktik-praktik sejarah berdasarkan norma dan nilai saat ini. Namun, penting untuk memahami bahwa penilaian moral dan etika sering kali dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya masing-masing zaman. Apa yang dianggap tidak dapat diterima saat ini mungkin memiliki makna dan penerimaan yang berbeda pada masa lalu.

5.    Pentingnya Pemahaman Konteks: Dalam mempelajari sejarah, termasuk sejarah agama, penting untuk memahami konteks sosial, budaya, dan sejarah di mana peristiwa tersebut terjadi. Ini membantu kita untuk lebih memahami tindakan dan keputusan yang diambil oleh individu pada masa itu.

Dengan demikian, meskipun pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Aisyah mungkin tidak dapat diterima dalam pandangan moral modern, penting untuk melihatnya dalam konteks sejarah dan budaya pada zamannya.

 

Nah itu tadi pendangan yang diambil dari AI, dan menurut saya adalah relevan apa yang diberikan AI tersebut.  Secar ringkas dari jawaban tersebut penulis mengungkapkan bahwa yang dilihat tidak hanya kawinya saja.  Yang seharusnya dilihat adalah Nikahnya. Karena dalam hal ini yang lebih dikritik adalah prilaku pacaran anak zaman sekarang, bahkan masih SD, SMP, dan SMA yang bersatus sekolah masih saja merajalela, padahal kesalahan yang luar biasa jika dalam pacaran, karena yang terjadi adalah nafsu tanpa Norma, baik agama dan masyarakat, namun mengapa masih dianggap biasa pacaran? Sedangkan hal tersebut merupakan perbuatan zina.  Nikah Nabi dan apa yang beliau lakukan adalah seperti apa yang sudah dijelaskan, setiap zaman memiliki norma dan ketentuan tersendiri untuk menikah, bukan pacaran / zina.  Jadi menikah pada usia dini dizaman tersebut wajar, namun dizaman modern sebagian menganggap tidak wajar. Padahal Nikah itu betul dan benar.  Cara yang Allah berikan untuk menjaga manusia dalam bereproduksi dan melestarikan keturunanya.  Nah Kalau pacaran dan Zina, mengapa tidak ditentang? Apakah ikut didalamnya, sehingga membenarkan pacaran dan menolah menikah?.  Jadi titik berat dari pertanyaan penanya adalah pernikahan Rasulullah menikahi wanita di usia dini, maka pada zaman itu wajar, yang salah adalah pacaran / berzina di usia dini.  Apakah ada memilih pecaran sebagai kebutuhan biologis? Atau memilih menikah yang sesuai syariat dan baik dalam kaca mata norma dan hukum di abad modern? Monggo dijawab pada diri masing-masing.

Untuk Aisyah sendiri perlu diketahui bahwa Hadist yang diterimanya banyak, dan beliau adalah wanita cerdas yang hidup bersama Rasulullah.  Tidak disangkal ketaatanya pada Allah dan Rasulullah. Kehidupanya bersama Rasulullah menjadi sebuah pelajaran bagi umatnya setelah sepeninggal beliau, karena Hadist baik dari ucapan perkataan beliau, ketetapanya dan perbuatanya yang dilihat, didengar, dan dirasakan langsung oleh Aisyah dapat kita jumpai dan pelajari lalu kita jadikan pedoman hidup.  Maka dari itu, jika ada yang bertanya mengenai kawinnya Rasulullah dengan wanita muda, yang dianggap dibawah umur, maka konotasi penanya adalah perihal hubungan kemaluan saja, tidak melihat sisi yang lainya.  Hanya sudut pandang pandangan modern yang tidak sesuai dengan akal pikiranya, namun membenarkan pacaran dan zina, dan diam untuk perihal pernikahan. Wallahu A’lam.

 

 Dan keterangan penjelasnya sudah di jawab oleh AI.

 

 

 

Daun Dzikir

 


Oleh:

Idham Okalaksana Putra

Hari senin tanggal 13 Mei 2024, kami melakukakn perjalanan untuk bersilaturahmi ke Yayasan Muallaf At Tauhid yang berada di Jl Mayangkara no 21, Ketintang – Surabaya.  Disana ada beberapa orang yang berbincang dan juga beberapa keluarga yang tinggal di lingkungan Yayasan.

Kami memberikan informasi kepada salah satu teman kami untuk mempersiapkan diri perihal ujian tahsin yang diselenggarakan Griya Al Quran Surabaya untuk menjadi bekal bagi kami agar menjadi calon guru Mitra Griya Quran yang berkompeten.  Setelaah itu kami mulai berbincang dengan salah seorang muallaf yang baru datang bernama Adi.

Perbincangan umum mulai terjadi, atau bahasa templet perkenalan mulai bergulir.  Obrolan seru mulai mengalir terbawa suasana.  Dia banyak berbicara mengenai kehidupan yang sudah dijalani selama 7 tahun menjadi Muallaf sejak 2018.  Banyak hal yang beliau sampaikan perihal perjalanan menjadi muallaf dan suka dukanya.

Beliau mencoba untuk semangat mengenal islam dengan berbagai cara yang dilauinya hingga tiba pertemuan dengan sosok Dondy tan, seorang Muslim yang juga menjadi pendakwah di platform You tube di Jakarta. Pak Dondy juga seorang muallaf dan bergabung dalam Yayasan Pemina Muallaf At Tauhid daerah Jakarta.  Adi yang kala itu bersilaurahmi ke Jakarta menemui Pak Dondy dan diarahkan ke Surabaya untuk menemui Pak Handoko yang menjadi pengurus di area Surabaya raya.

Perjalanan pun dimulai.  Adi berangkat menuju Surabaya dengan biaya seadanya dan sampai di Surabaya dengan selamat.  Sesampainya di Surabaya Adi menggunakan Ojek Online untuk mencari alamat kantor Yayasan di Jl. Mayangkara.  Setelah sampai dan pertemu dengan pengurus Pak Handoko.  Penulis mulai dengan obrolan yang selanjutnya menjadi tema dari tulisan ini. Yakni Daun Berdzikir.

Ya, salah satu tema dari “Untukmu segala kesenangan”.  Dalam perbincangan dengan canda dan tawa.  Ada juga perasaan yang bercampur ketika Adi menceritakan kepahitan yang beliau rasakan, menjadi cerita yang silih berganti mengalir dalam pembicaraan tersebut. Hingga tiba dia mengeluarkan alat dzikir digital yang biasanya diletakkan di jari untuk berdzikir setiap waktunya.  Sebuah usaha yang luar biasa yang menunjukkan keserisuan untuk selalu berubah menjadi muslim dan mukmin yang taat. Dalam obrolan tersebut penulis mengungkapkan bahwa alat dzikir itu bisa digunakan juga untuk menghitung daun.  Kebetulan penulis duduk bersama dan datang juga Pak Handoko dikemudian dibawah pohon rindang yang ada dihalaman.

Dari celetukan penulis, Adi merasa sedikit tersinggung karena, penggunaan alat dzikir digital itu untuk berdzikir bukan untuk menghitung jumlah daun yang sedang menghalangi kami dari teriknya sinar matahari di Ibu Kota Provinsi jawa timur. Wajar jika guyonan itu menyinggung Adi, namun itu hanya sesaat karena dalam benak penulis, ungkapan alat dzikir itu sebagai penghitung jumlah dedaunan yang bertengger di pohon tersebut merupakan Dzikir terhadap penciptaan Allah yang sangat luar biasa mengenai Daun yang bisa bertumbuh dan hidup sebagai kesatuan dari pohon yang memiliki bentuk, warna, tekstur, ruas tulang daun dan lain sebagainya yang berbeda-beda diseluruh jenis daun yang Allah ciptakan dimuka bumi ini.

 Masya Allah, Maha Kuasa Allah yang menciptakan berbagai macam jenis dedaunan yang Allah ciptakan dengan fungsi, manfaat dan juga sebagai bentuk keindahan yang Allah berikan sebagai sebuah kenikmatan kita sebagai manusia untuk dapat kita lihat, pandang, tadaburi, teliti dan berbagai hal lainya yang Allah berikan kenikmatan dalam sebuah makhluknya yang kita sebut dengan DAUN.

Pandangan kami semua tertuju pada daun yang rindang yang jumlahnya belum kami hitung. Heheheh…. Karena butuh waktu berhari-hari untuk menghitung jumlah daun tersebut.  Ya, dari daun yang sepintas kita lihat dari ratusan bahkan ribuan daun yang ada pada pohon tersebut kita bisa melihat kuasa Allah yang ada.  Kami yang berada dibawah naungan pohon tersebut merasa kagum dengan penciptaan Allah tersebut.

Selanjutnya penulis menjelaskan maksud dan tujuan dari guyonan untuk menhitung daun dengan alat dzikir digital tersebut. Penulis mengungkapkan kembali pada surat Abasa Ayat 24, Allah berfirman, “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makananya”.  Ya daun adalah salah satu unsur yang dapat dimakan manusia dan juga oleh hewan.  Manusia bisa memandaatkan daun sebagai wadah makanan seperti daun pisang dan daun jati.  Dari dedaunan Allah ciptakan berbagai macam sayuran yang dapat dikonsumsi langsung ataupun dimasak.  Hebatnya lagi pada hewan Allah menciptakan organ-organ khusus yang bisa mengola jenis dedaunan yang berduri seperti kaktus yang bisa dimakan oleh Unta.  Masya Allah, Maha Kuasa Allah yang menciptakan berbagai macam jenis dedaunan di Alam semesta ini.

Dari daun yang ada disekeliling kami kala itu penulis ingin menjelaskan pada Adi bahwa dengan melihat daun bahkan kalau kita mau menghitung daun tersebut, maka ada dzikir kepada Allah.  Tidak hanya menghitung berapa daun yang ada disitu, namun bisa jadi ketika kita ingin menghitung daun tersebut kita lantunkan dengan ucapan tahmid, tahlil, takbir, dan dzikir yang lainya yang menunjukkan Kekuasaan Allah yang menciptakan dedaunan tersebut.

Dari daun banyak manusia yang bisa memanfaatkanya untuk sekedar memandang karena keindahan bentuknya, ada yang selanjutnya mengabadikanya menjadi sebuah foto dan video, ada yang sangat geli untuk segera melihat lebih dalam dengan mikroskop untuk diteliti bagaimana daun itu memiliki warna yang berbeda-beda, Siapa yang memberikan “Cat” warna / pigmen pada dedaunan tersebu?, bagaimana pigmen warna itu dihasilkan?, bagaimana dengan ruas tulang daun yang menjalar sehingga ada takaran yang pas yang tidak membuat dia teralu pendek ataupun memanjang yang tidak berkesudahan dan lain sebagainya yang semuanya Allah menjadikan dalam penciptaan daun dengan kadar dan takaran yang sangat proposional dalam penciptaanya.  Sekali lagi Masya Allah, Allahu Akbar, La Haula Walaa Quwwata Illa billah. Dan berbagai macam ucapan baik yang ingin selalu terucap ketika melihat kekuasaan Allah yang diberikan kepada manusia dimuka bumi ini, agar kita berfikir, mentadaburi, mengintrospeksi dan selalu berdzikir kepada Allah dimanapun, kapanpun, dan dengan kondisi bagaimanapun, kita tetap terus mengingat Allah.

Penulis menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan kepada Adi mengenai apa yang ingin penulis sampaikan dan ini menjadi pikiran yang tidak dapat terbendung sehingga penulis mencurahkan dalam bentuk tulisan ini yang berkesambungan dengan tema besar “Untukmu segala kesenangan” dalam buku ini.  Obrolan dengan Adi kembali bergulir dan penulis mengingatkan apa yang diucapkan oleh Pak Handoko kepada beliau bahwa yang penting “ Sholatmu dan Ngajimu apik.. wes talah gampang semuanya…” Ya itu adalah pesan Pak Handoko yang juga mengingatkan penulis untuk bisa belajar terus menjadi hamba Allah yang terus Istiqomah dalam beribadah kepada Allah dalam Sholat dan mengaji AL Quran, baik membacanya, mentadaburinya, mengkajinya, menulis makna yang terkandung didalamnya dan lain sebagainya, yang semata-mata tertuju pada Allah dan menjadikan diri penulis lebih mengenal Allah dalam mengarungi kehidupan ini.

Alhamdulillah tiba dipenghujung tulisan ini, penulis dapat mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan hati sehingga tulisan ini dapat selesai pada judul “Daun Berdzikir”, yang dipelopori dari kisah perjalanan Adi sebagai seorang muallaf yang berbincang ringan dibawah pohon di halaman Yayasan Pembina Muallaf At Tauhid.  Semoga kita semua yang membaca tulisan ini dapat terus melakkan kontribusi dalam hal apapun untuk Agama Islam ini, meneruskan kembali risalah Rasulullah untuk mengenalkan Allah dan semua yang menjadi Syariat yang Allah tetapkan dalam bentuk perintah dan larangan.  Sehingga kita semua menjadi seorang muslim yang “kaffah” dalam perjalanan menjadi seorang muslim dan mukmin hingga kita semua dipertemukan Allah didalam SurgaNya.

Hadanallah Wa Iyyakum, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

 

Sidoarjo, Rabu 15 Mei 2024 (06.44)

Di Rumah Trosobo Utama c1

(Menulis di atas meja belajar anakku Adam berwarna biru dengan gambar dinosaurus, didepan kipas yang hening karena tak berputar, dan sambil menunggu anakku bangun untuk mengantar sekolah)

 

Sihir itu ditolak, Mengapa para Nabi Dianggap penyihir?

 



Oleh:

Idham Okalaksana Putra

 

            Abu Lahab paman Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam, kala penolakan terhadap beliau melancarkan hasutan kepada penduduk Thoif untuk menolak ajakan keponakannya yang nantinya akan mendatangi Kota Thoif kala itu.  Abu Lahab tau bahwasanya keponakannya akan mendatangi Thoif untuk mendakwahkan Islam di kota tersebut.  Karena jaraknya cukup jauh Abu Lahab segera bergegas dengan kudanya menuju Thoif untuk menghasut penduduk Thoif untuk tidak menerima apa yang nantinya akan disampaikan keponakanya tersebut.  Dia mengatakan kepada para pembesar Thoif, bahwa keponakannya yang nantinya akan datang beberapa hari lagi adalah seorang penyihir.

Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam,  kala itu berjalan kaki menuju Thoif sehingga yang datang terlebih dahulu adalah Abu Lahab pamannya. Lalu mengapa Nabi Muhammad harus berdakwa di Kota thoif? Apa kisah perjalanan Beliau ke Thoif?, Mengapa judul ini berkaitan dengan Sihir dan penyihir?,  Insha Allah akan penulis jawab dalam beberapa lembar halaman berikutnya.

Bismillahirrahmanirrahim.

Tulisan ini terinsiprasi dari apa yang didakwahkan dalam serial Sifat-sifat emas Rasulullah yang disampaikan oleh Al-Ustadz Khalid Bassalamah.  Dari apa yang beliau paparkan penulis sampai pada sebuah kesimpulan bahwa apa yang dialami para Rasul yang Allah utus hampir semuanya dikatakan oleh para penentangnya yakni para utusan Allah itu adalah serang penyihir.  Padahal semua Nabi bukan penyihir, apa yang dibawanya adalah sebuah kebenaran dan bentuk keajaiban yang Allah berikan pada setiap Nabi adalah Mukjizat, yaitu sebagai hal yang menolak dari apa yang menjadi adat, dan juga sebab akibat yang biasanya dilakukan oleh manusia.  Karena Mukjizat adalah sebagaimana yang disampaikan oleh Buya Hamka dalam tuisan beliau di buku Pelajaran Agama Islam, pada sub bab nabi-nabi dan mukjizat halaman 190, yakni perkara-perkaran yang merobek adat kebiasaan, diluar ukuran hukum sebab akibat, sehingga lelahlah akal buat memutuskannya, padahal dia menjadi kenyataan.  Ya ini dia definisi yang dapat penulis tuliskan kembali dari apa yang sudah ditulis Buya Hamka, yang menjadi motivasi bagi penulis untuk menulis tulisan ini.

Sihir dan mukjizat adalah hal yang sangat berbeda, namun ketetapan yang diperlihatkan oleh para tukang sihir hanyalah mengecoh mata manusia yang melihatnya, sedangkan mukjizat adalah kejadian asli dan nyata yang tidak mengecoh pandangan manusia, namun sebagai hal yang nyata dan terjadi.  Sebagai bukti atas kekuasaan Allah yang diberikan kepada Nabi dan Rasulnya yang menyapaikan risalah kebenaran.

Beberapa contoh mukjizat yang nyata kepada para utusan Allah, adalah Mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa, Ibrahim, Sholeh, Isa, dan Rasulullah Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam yang mana Nabi Musa diberikan tongkat yang dapat berubah menjadi ular besar yang memakan seluruh ular-ular sihir yang dilemparkan para penyihir di zaman Fir’aun, Nabi Ibrahim yang tidak terbakar oleh besarnya api yang menyala di kala dilemparkan oleh para tentara Namrud, Pada kaum Tsamud yang di utus Nabi Sholeh, dimana keluar Unta betina dari Batu, Nabi Isa yang dengan usapannya dapat menyembuhkan penyakit lepra, kebutaan dan juga membangkitkan orang yang baru saja mati untuk menjelaskan kejadian sebenarnya, dan juga terbelahnya bulan sebagai pembuktian kepada kaum kafir Quraisy dan Al Qur’an sebagai Mukjizat terbesar yang dapat kita ambil pelajaran darinya sampai saat ini digenggaman kita semua.

Beberapa hal tersebut adalah kekuasaan Allah yang diberikan kepada para Nabi dan RasulNya untuk meyakinkan bahwa Allah memang benar-benar satu-satunya Illah yang berhak disembah, dan semua ketetapan yang Allah tunjukkan merupakan kebanaran yagn mutlak kepada seluruh makhluk cipataanNya.  Berbeda jauh dengan sihir, karena hanya tipuan belaka yang semuanya juga terjadi karena izin Allah.  Dari situ maka benarlah, bahwa tipuan, kebohongan dan juga pembodohan yang dilakukan tukang sihir  dalam bentuk sihirnya secara akal dan pemahaman manusia akan tertolak.  Maka dari itu keburukan ataupun kejelekan yang diemban oleh para tukang sihir dan sihirnya sangat tidak diterima oleh manusia normal, begitu juga Abu Lahab dan masyarakat kafir Quraisy kala itu, dalam hal ini juga termasuk penduduk Thoif.

Sungguh aneh sihir yang benar-benar menyesatkan ditolak, namun mukjizat Al Quran juga ditolak.  Karena penyebutan tukang sihir yang disematkan oleh Abu Lahab kepada keponakkanya Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam, merupakan hal yang sangat kontra dengan kebenaran.  Kebencian yang melekat pada negeri arab kala itu bahwa tukang sihir adalah pembodohan dan kekejian.   Namun dari mereka masih ada yang percaya dengan sihir tersebut, padahal sudah ditampakkan mukjizat terbelahnya bulan kala itu, namun mereka tetap saja menyebutnya sihir dan itu pula yang dialami para nabi yang juga menampakkan kekuasaan Allah berupa mukjizat yang diberikan, namun mereka yang melihat tetap saja kafir dan menolaknya. Lalu dengan apa lagi harus dibuktikan?  Memang benar, segala kebenaran yang ditampakkan bagi mereka yang membenci, pasti ujungnya adalah penolakan.

Penduduk Thoif kala itu juga tidak mau kalau ada penyihir yang masuk ke tempatnya, maka hasutan Abu Lahab bahwa akan datang keponakannya Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam yang dituduh sebagai tukang sihir membuat penduduk Thoif terhasut dan tidak mau menerima kedatanganya.

Maka dari itu sihir pasti akan ditolak oleh semua orang kala itu karena menyesatkan dan membodohi, maka seharusnya mereka menerima Mukjizat sebagai bentuk kebenaran yang mutlak benar dari Allah yang Maha Benar, namun masih banyak yang menolak kebenaran tersebut.  Dari tulisan ini penulis ingin menyampaikan dari apa yang Ustadz Khalid sampaikan dalam sebuah cerita perjalanan Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam   menuju Thoif bahwa perjuangan membela Agama Allah itu penuh dengan rintangan dan penolakkan, maka teruslah menyampaikan kebenaran dan serahkan hasilnya pada Allah Subhanahu Wata’ala.

Berikut kisahnya:

Setelah kurang lebih hamper 10 tahun atau pas 10  tahun berdakwah di Kota Makkah di tolak dakwah Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wassalam, dan yang beriman hanya 153 orang, 83 orang hijrah ke Ethiopia karena tersiksa di makkah dan tersisa 70 orang bersama Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wassalam di Makkah.  Yang dilihat Nabi Selma 10 tahun, setiap hari kepada Quraishy di Makkah hanyalah mengatakan bahwa Rasulullah hanyalah ejekan, penyihir,penyamun dan segala macam.  Setiap orang Tanya tentang Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam digebukin, semua orang Makkah membenci Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wassalam, ditanamkan oleh tokoh-tokoh Quraishy masalah itu dan orang kalau dari luar bertanya tentang Nabi, digebukin coba kita bayangkan. Maka Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wassalam  ingin mencari tempat lokasi baru, pergi mencari lokasi baru, maka yang paling dekat dengan kota Makkah adalah kota Thoif, llau beliau pergi kesana.

Setelah tiba disana, rupanya, karena Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wassalam jalan kaki, Abu Lahab pamannya, paman kandungnya sendiri, tau kalau Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wassalam  akan menuju kota Thoif, maka dia lebih dahulu kesana dengan kuda, menunggangi kuda kemudian dia menyampaikan kepada tokoh-tokoh kota Thoif, para pemimpin-pemimpin kota Thoif,Abu Lahab berkata “kalau nanti akan datang beberapa hari kemudian, keponakan saya sendiri itu mengaku Nabi, itu dia pendusta dan dia penyihir, jangan percaya”, maka tentu saja karena Abu Lahab ini tokoh Makkah dan tokoh-tokoh Thoif juga dengar.  Mendengar itu maka yang terjadi saat itu, semuanya menolak.  Begitu Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wassalam  tiba mendakwahi mereka yang pertama adalah penolakan.  Tidak cukup sampai disitu.  Tidak hanya ditolak ketika Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wassalam  mau meninggalkan kota Thoif, maka pemimpin-pemimpin kota Thoif ini mengatakan kepada masyarakatnya: “Lempari Muhammad dengan batu”.  

Maka semua dari mereka penduduk Thoif pegang batu, yang laki-laki yang perempuan, yang anak kecil, yang orang tua pegang batu dan semuannya  ramai-ramai melempari kaki Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam  yang sedang diangkat.  Kita bisa bayangkan sakitnya.  Turun dalam kondisi sudah luka, karena banyak yang melempar batu, satu kota ini, karena kaki kanan dilempari sudah kesakitan diturunkan, yang kiri diangkat dilempar begitu terus samapi beliau keluar dari kota Thoif. Itu satu kota, bukan main-main.  Saya tidak bisa membayangkan bagaimana begitu luar biasanya beliau lapang dadanya Sholallahu ‘Alaihi Wassalam.

Setelah keluar dari pintu gerbang kota Thoif, ditutup pintu gerbangnya, dalam kondisi keringatan disiang hari, panas, luka-luka beliau tidak tahu secara manusia harus kemana?.  Di Makkah di tolak, di Thoif di tolak, pada saat itu betul-betul sudah tidak tahu harus kemana?. Maka beliau lalu duduk disebuah pohon lalu berbicara dengan Allah, Tuhannya. “ Ya Allah kemanakah Engkau arahkan hidupku?. (Karena beliau belum tahu!), ke sebuah masa depan yang belum jelaskah?, atau kemusuh yang akan mengangguku?, (karena di Makkah di tolak, di Thoif ditolak, lalu mau kemana lagi nih?), Tapi kalau seandainya Engkau tidak marah kepadaku Ya Allah.. Aku tidak peduli. (menurut penulis dari kalimat ini artinya: Rasulullah akan siap dengan segala macam hal yang akan Allah berikan).

Maka disaat itu Allah Subhanahu Wata’ala mendengar NabiNya Sholallahu ‘Alaihi Wassalam dan mengutus Jibril bersama malaikat gunung yang mengurus gunung-gunung semuanya dimuka bumi ini,  lalu kemudian kata JIbril : “Hai Muhammad Tuhanmu telah mendengar keluhanmu, dan ketahuilah bersamaku malaikat yang khusus mengurus gunung-gunung.  Perintahkan saja sama dia agar gunung-gunung ini, dua kota ini, Makkah dan Thoif ini semuanya disatuin, hancur lebur sejarahnya dua kota ini!..., Habis ceritanya, karena menolak dakwahmu.  Dan ketahuilah setelah itu dakwahmu tetap tersebar, atau opsi lainya, kau bersabar, berlapang dada dan juga dakwahmu akan tersebar”.

Apa kata Nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wassalam  menjawab perkataan Jibril:

“Aku memilih agar aku memaafkan mereka, dan semoga aku berharap Allah keluarkan dari keturunan mereka, orang-orang yang beriman kepada Allah”

Dan Subhanallah betul, satu kota Thoif beriman kepada Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wassalam setelah perang Hunain. Dan keluar dari kota Thoif orang-orang dari Kota Thoid diantaranya yang Mashur adalah Abdurrahman bin Shyokro’ yang terkenal dengan Abu Hurairah, perawi Hadis yang paling banyak menukil Hadis Rasulullah dari kalangan laki-laki.  Dan juga dari Makkah keluar tokoh-tokoh lainya, seperti Ikrimah bin Abu Jahal.

Alhamdulillah itu tadi cerita singkat dari apa yang Ustadz Khalid Bassalamah sampaikan, mengenai sejarah Kota Thoif dan kelapang dadaan Nabi Muhammad terhadap orang-orang yang menyakitinya, beliau tidak mengharapkan kehancuran bafi mereka, namun mendokan mereka semua agar nantinya beriman kepada Allah dikemudian hari.  Dan masih banyak kisah-kisah lainya yang bisa para pembaca saksikan di channel you tube beliau mengenai berbagai macam kisah dan nasehat beliau.

Selanjutnya dari kisah ini kebenaran akan dibencinya seorang penyihir adalah benar. Namun masih banyak juga dari kalangan kita dan orang-orang terdahulu mempercayai sihir.  Padahal sihir sendiri itu benar-benar di tolak, namun mengapa kebenaran dalam Mukjizat tidak diterima?, maka penolakan akan kebenaran didasari atas kebencian, kesombongan, dan utama adalah urusan dunia.

Penyihir dan sihirnya dalam kaca mata manusia merupkan hal yang tidak pantas, penipu dan menyesatkan.  Sedangkan Mukjizat adalah sebuh kebenaran, petunjuk, jalan pembuktian kebenaran Allah yang ditunjukkanNya kepada manusia yang ingkar agar mereka kembali beriman.  Namun apakah setelah pembuktian Mukjizat itu banyak orang-orang beriman?, sangat sedikit sekali yang mendapatkan hidayah itu.  Semua kita semua mendapatkan hidayah tersebut dengan tetap mengimani, mengambil pelajaran dari Mukjizat yang ada hingga hari ini yakni Al-Quran.

Orang yang tidak beriman menolak sihir, sehingga tiba orang yang dianggap penyihir itu datang kepada mereka dari seorang tokoh, maka mereka benar-benar percaya dan melempari batu kepadanya.  Sejatinya mereka tidak suka, benci, dan tidak mau kepada penyihir dan sihir.  Jika sihir ini saja ditolak, maka segala macam kesesatan lainya haruslah ditolak.  Jika tidak maka hanya sekedar bualan belaka, mengatakan tidak kepada sihir kepada orang lain, namun dirinya percaya sihir. Menghasut orang lain untuk tidak percaya pada sihir dan penyihir, namun dirinya sendiri mengimani sihir. Yang benar akan selalu menampakkan kebenaran, walau dengan perjuangan hingga keluar darah, namun kebathilan dan kejahatan akan sirna dengan sendirinya.  Karena manusia sejatinya tidak suka pada kerusakan dan lebih suka dengan perdamaian dan keindahan.

Maka dari itu para Nabi yang diakatan sebagai penyihir oleh kaumnya adalah bentuk kebencian dari dalam diri mereka sendiri, ataupun karena kesombongan dari dalam dirinya.  Namun jika Allah berikan hidayah, semua orang dapat mendapatkanya, dengan berbagai macam cara, hidayah itu akan sampai.  Maka tugas kita semua hanyalah sebagai penyampai kabar berita tentang adanya Allah yang haq untuk disembah, adanya hari akhirat, surga dan neraka dan lain sebagainya, yang semata-mata kita lakukan tulus hanya untuk berkhidmat kepada Allah dan hasil akhirnya kita serahkan kembali padanNya.

Apabila kita mengalami kejadian seperti Rasulullah dengan dianggap penyihir dan lain sebagainya, maka sudah sangat dekat pertolongan Allah dan kemenangan yang akan Allah berikan.

Hadanallah Waiyyakum

Wassalamualaikum

Blitar, 31 Oktober 2024, Kamis pagi, jam 09.26

Di dalam kamar anakku. Sambil mendengarkan kajian Ustadz Khalid Bassalamah.  Semoga Allah mengampuni Aku dari segala macam kemaksiatan yang aku lakukan dan menutupinya dengan memperbanyak amalan kebaikan, dan terus istiqomah dalam ketaatan sampai maut datang.

 

 

 

 

Apa yang harus dilakukan di tempat baru?

 



Oleh:

Idham Okalaksana Putra

 

            Alhamdulillah segala pujian hanya untuk Allah, Tuhan alam semesta yang amat luas ini.  Allah yang menciptakan setiap manusia dan seluruh makhluknya bernaung dibawah atap langit dan menetap di buminya dengan segala yang Allah tetapkan untuk setiap makhluknya.  Sholawat dan salam selalu tercurah pada Nabi Agung yang mulia Rasulullah Muhammad.  Beliau adalah manusia sempurna yang Allah utus kepada seluruh alam untuk menerangkan mana yang hak dan batil, yang memberikan kabar gembira bagi mereka yang bertaqwa dan memberikan peringatan bagi mereka yang ingkar.  Semoga kita semua mendapatkan syafaat beliau kelak di hari Mahsyar. Allahumma Amiin.

            Para pembaca yang budiman, Allah telah memberikan tempat yang nyaman bagi kita manusia di muka bumi ini dengan memberikan segala macam fasilitas yang dapat kita rasakan selama kita hidup.  Diluar sana masih banyak saudara kita yang tidak dapat hidup dengan nyaman, dikarenakan banyak hal yang menjadikan mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dan nyaman untuk dihuni.  Ada dari mereka yang harus tinggal didalam becak, yang dia gunakan untuk mencari rizqi, ada yang tinggal di gang sempit, di tempat yang padat penduduk , di saluran air di berbagai tempat di Ibu kota, hingga di tenda-tenda pengungsian seperti saudara kita di Gaza yang sedang berjuang melawan kedzaliman Zionis Israel, Laknatullah ‘Alaihi.

            Alhamdulillah kita yang masih diberikan tempat yang layak dan nyaman untuk berteduh dari panasnya terik matahari dan dingin malam yang menyelimuti dikala angis berembus, dan juga semua pergantian musim yang silih berganti, kita masih dapat bernaung dan berteduh ditempat yang nyaman dan aman.  Kesyukuran perlu selalau kita panjatkan pada Allah karena masih ada saudara kita yang tidak merasakan seperti apa yang sekarang kita rasakan.  Berapa banyak gambaran yang dapat kita lihat diberbagai tempat kondisi manusia yang masih hidup dalam kesengsaraan.  Apakah sahabat pernah melihat hal ini? Kondisi dimana saudara kita sesame manusia tidak memiliki tempat tinggal?, maka bersyukurlah kita masih memiliki tempat untuk bernaung. Alhamdulillah.

            Temapt tinggal dan suasana baru dalam memilih tempat yang Allah tentukan untuk kita tinggal disana adalah semua aturan yang sudah Allah tetapkan bagi seluruh umat manusia.  Adam adalah manusia pertama yang Allah berikan tempat yang sangat nyaman di dalam surga dengan segala fasilitas dan kemudahannya.  Namun setelah itu Adam harus berpindah dari segala kenikmatan surga ke dunia ini dengan kerumitan dan kesengsaraan yang harus dilalui sampai batas waktu yang ditentukan.  Maka perpindahan tempat manusia akan selalu ada dari masa ke masa.  Rasulullah juga pindah dari kota yang sangat dicintainya Makkah, dimana dia dilahirkan harus berpindah untuk berhijrah dari gangguan para kaum Kafir Quraisy, dan ditentukanlah oleh Allah Madinah sebagai tempat barunya.  Disana Rasulullah tinggal dan disana pula Rasulullah Intaqola ila rofi’il A’la

Pindah dari tempat tinggal yang satu menuju tempat tinggal yang baru merupakan jalan yang dilalui sebagian dari manusia yang memang sudah menjadi perjalanan hidupnya untuk berpindah tempat.  Disana mereka akan mendapatkan kehidupan yang baru, suasana baru, tentangga baru, teman baru, nuansa rumah yang baru dan segala macam yang baru akan diperoleh ketika sudah berada ditempat baru tersebut.  Allah telah menetapkan dimana tempat dia akan dilahirkan, tempat dimana manusia kan mendapatkan rezeqinya, dan tempat dimana dia akan kembali kepadaNya.

Semua tempat yang ada dimuka bumi ini adalah baik, tinggal bagaimana kita mengelola lingkungna yang Allah jadikan kita didalamnya bisa lebih baik dan semuanya dapat menjadikan kita sebagai manusia yang dapat memberikan manfaat bagi lingkungan tempat tinggalkita, atau kalau tidak cukup untuk tidak menambah kemungkaran di lingkungan kita tinggal.  Tempat yang baik akan melahirkan karakter manusia  didalamnya menjadi baik dan begitu pula sebaliknya.  Namun jika Allah menhendaki tempat yang tidak baik, dapat Allah ubah menjadi lebih baik sesuai dengan kehendak yang Allah inginkan.

Hari ini kita melihat negeri-negeri dunia arab sedang porak poranda dengan berbagai macam isu yang terjadi didalamnya.  Ketegangan antar sesame umat manusia silih berganti untuk merebutkan sesuatu yang intinya berbau dunia.  Kekayaan, jabatan, pangkat dan lain sebagainya menjadikan manusia rela untuk membunuh sesame manusia untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.  Salah satu Negara yang hari in sedang berjuang adalah Palestina, di jalur Gaza 2,5 juta manusia sedang berjuang melawan kedzaliman zionis Laknatullah A’laihi.  Disekitarnya juga sedang berjuang negeri-negeri Islam yang sedang melawan kedzaliman yang direncakan oleh barat dan sekutunya.  Termasuk kita Indonesia yang sedang berjuang dengan berbagai masalah yang ada didalam negeri kita tercinta.  Semua Negeri-negeri Islam sedang berjuang untuk lepas dari jerat kedzaliman yang sedang Allah berikan, disitu adalah ketentuan dan diperlihatkan siapakah diantara manusia yang memang bertaqwa dan kufur terhadap apa yagn sudah menjadi kettentuan yang Allah tetapkan. 

Semua negeri-negeri Islam itu memiliki umat muslim yang sedang berjuang dengan dirinya, dengan orang yang sedang mendzaliminya dan dengan segala macam hal yang sedang diusahakan untuk keluar dari keterpurukkan. Namun dari segala macam yang sudah dilalui sejak 1928 dimana ke khalifahan terakhir umat islam runtuh apakah kita akan mengalami kejayaan kembali? Apakah tempat-tempat yang sekarang umat muslim singgah dan tinggal disana akan kembali sejahtera, makmur, aman, damai, dan nyaman seperti saat umat islam menguasai dunia ini?.  Semuanya sudah ditetapkan tinggal kita mau terlibat untuk perubahan besar didalamnya atau hanya menjadi penonton, atau bahkan hanya pecundang.  Semuanya tergantung dari diri kita masing-masing.

Kemenangan yang Allah janjikan pasti akan datang, kemungkaran dan kedzaliman pasti akan sirna, dan peralhan dari kebaikan dan keburukkan akan terus silih berganti hingga hari Kiamat datang, dan smeuanya telah hancur, hingga Allah menjadikan dunia baru, alam baru yang bernama Mahsyar sebagai tempat pertanggung jawaban seluruh umat manusia mempertanggung jawabkan apa yang sudah dilakukan dan sebagai penentuan apakah nanti ujung kembalinya ke Surga sebagaimana ayah kita Adam bertempat tinggal pertam akali, atau bahkan di Neraka sebagai tempat seburuk-buruknya kembali. Wallahu A’lam

Tempat tinggal yang ada ini, yang sedang kita nikmati sekarang ini merupakan system yang harusnya dibangun untuk kita semua dapat mendiami tempat tersebut agar menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk bernaung, baik nikmat dalam bentuk rezeqi yang Nampak atau rezeqi yang sudah teratur sampai kita mati.  Allah telah memberikan contoh yang sangat luar biasa dalam kisah perjalanan Nabi Ibrahim Alaihi Wassalam.  Nabi yang sangat istimewa yang diberikan keberkahan atas doa-doa yang beliau panjatkan saat melaksanakan perintah Allah kepada dirinya, sehingga doa tersebut sampai kepada kita bekasnya hingga hari ini.  Di tempat yang baru dan belum tahu apa yang akan terjadi sepeninggal beliau, namun beliau telah berdoa dengan sangat apik, hingga Allah mengabulkan apa saja yang beliau minta dan hingga hari ini dapat kita rasakan.

Apakah doa yang Nabi Ibrahim panjatkan ketika berada dilingkungan baru yang beliau singgahi? Doa tersebut Allah abadikan dalam surat Ibrahim ayat ke 37.  Ya, doa ini beliau panjatkan saat perintah Allah kepadanya untuk meninggalkan putranya Ismail dan istrinya Sayidatul Hadjar di lembah yang tandus, tidak ada air dan juga tanaman, namun kemudian di tempat itu pula seluruh kebutuhan manusia terpenuhi.  Ada hal-hal yang membuat doa beliau menjadi doa yang mustajab karena beliau telah melalui proses ketaqwaan yang luar biasa sehingga apa yang beliau panjatkan pada Allah semuanya dikabilkan dan kita yang hidup jauh dimasa sepeninggal beliau dapat merasakan doa yang beliau panjatkan.  Lalu apa yang beliau panjatkan di tempat yang baru tersebut? Tempat yang kala itu tidak ada manusia, hewan dan tumbuhan?  Tempat baru yang nantinya sebagai Baitullah, dan tempat berkumpulnya sebagian umat manusia yang beriman?.  Mati kit abaca firman Allah dalam surat Ibrahin ayat ke 37

Allah berfirman:

رَبَّنَآ إِنِّى أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيرِ ذِى زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمـــُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوْا الصَّلَوةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِى إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

Yang memiliki arti yang kami kutip dari :

https://tafsirweb.com/4083-surat-ibrahim-ayat-37.html

 

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan Sholat, maka jadikanlah sebagian hati manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

 

            Dari arti yang diterangkan diatas terdapat berbagai macam makna yang terkandung didalamnya, dan pembaca dapat mengunjungi situs web tersebut, Alhamdulillah penulis membaca dari situs tersebut dam mendapatkan keterangan yang memperjelas dari apa yang terkandung dalam ayat ini.  

           

            Dari keterangan yang ingin kiranya penulis jabarkan adalah dari apa yang sedang dialami saudara kami yang sedang merintis Pondok Pesantren di daerah Blitar.  Dimana ketika kami mengunjungi Ustadz kami di Malang yakni Ustadz Dhurul Islam, kami mendapatkan wejangan dari beliau terkait apa yang saudara kami rintis, untuk membangun pondok pesantren.  Dan dari apa yang beliau sampaikan menjadikan inspirasi bagi kami untuk menulis tulisan ini sebagai penguat akan keyakinan kepada Allah atas apa yang sudah ditentukanNya kepada kami dan Insha Allah kepada kita semua.

 

            Beliau Ustadz kami berpesan dengan surat Ibrahim ayat ke 37.  Dari pemaparan beliau kepada kami kala berkunjung kerumah beliau di perumahan Dirgantara Malang.  Bahwasanya yang perlu ditegakkan ditempat yang baru dan apapun itu adalah:

 

1.    Menegakkan sholat.  Dengan sholat membentuk sebuah karakter kita sebagai muslim yang baik dan dengan sholat itu juga yang menjadikan kita dapat selalu bertaqwa kepada Allah disetiap kondisi.  Manusia itu memiliki kecenderungan yang baik dan dengan Sholat maka Tanha Anil Fahsya wal munkar dapat dilaksanakan.  Sholat adalah pembeda dari mereka yang beriman dan munkar.  Maka sholat adalah doa yang awal dipanjatkan Nabi Ibrahim kala berada di lembah yang tands tersebut, maka ditempat yang baru dimana kaki kita dipijak, haruslah menegakkan sholat.  Sholat itu yang menjadi karakter kita sebagai umat islam.  Berdoa kepada Allah agar kita dapat terus tegak menunaikan sholat dimana pun kita berada, selagi ada di bumi Allah maka Sholat, terus kita tegakkan, Karena sejatinya sholat itu untuk diri kita sendiri, ketika itu dijalankan maka Allah yang akan memudahkan segala urusan kita. Bersukurlah kita masih dapat melaksanakan sholat dan didalamnya ada sujud. Karena sujud itulah yang memebedakan kita dengan manusia lainya, Alhamdulillah kita masih diizinkan Allah untuk sujud, karena itu adalah nikmat yang paling utama sebagai hambaNya.  (nasehat gus baha perihal sujud).  Nabi Ibrahim berdoa untuk dapat menegakkan sholat di tempat itu, padahal tempat itu mulanya adalah lembah yang tandus dan tidak ada penghuninya, tidak ada tanaman dan juga binatang, namun karena itu adalah apa yang sudah Allah tetapkan maka, beliau dengan keyakinan penuh, bahwa nantinya di tempat itu aka nada orang-orang yang mendirikan sholat untuk menyembah kepada Allah, maka itulah hal pertama yang menjadi keyakinan kita juga bahwa dimana saja tempat baru kita akan tinggali dan kita diami disitu, maka tegakkanlah Sholat. Sholat sebagai karakter kita, dan sholat itu juga yang menjadi tercegahnya kita dari melakukan hal-hal keji dan mungkar.  Dari apa yang disampaikan Ustadz Dhurul ada beberapa kalimat yang kami tambahi pribadi dari apa yang kami tangkap dari pemaparan beliau.  Ketika sholat sudah ditegakkan maka ada urutan ke dua setelah menegakkan sholat, dan ini akan membuka jalan yang baik untuk saudara kami nantina mengembangkan pondoknya, namun tidak hanya membangun pondok saja, segala apapun yang akan kita lakukan ditempat baru juga Insha Allah sama. Yakni langkah awal adalah menegakkan sholat, dan selanjutnya yaitu;

2.    Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka, maknanya secara terperinci pembaca juga dapat lihat di situs tersebut, dan dalam hal ini penulis akan terfokus pada apa yang Ustadz kami sampaikan yakni, ketika Sholat itu sudah ditegakkan maka, doa yang kedua adalah dimudahkannya manusia yang ada disekitar tempat baru itu untuk condong kepada kita, karena karakter kita, karena sholat kita yang menjadi panutan, bukan yang lain.  Karena apa yang kita lakukan semuanya untuk Allah dengan cara menegakkan sholat, maka berharap dengan sholat itu orang-orang disekitar juga dapat bersama-sama menegakkan sholat.  Baik dilakukan sendiri-sendiri dalam sholat sunnahnya maupun berjama’ah saat Sholar wajibnya.  Dengan kemudahan yang Allah berikan karena kita semua menegakkan sholat , maka orang-orang disekitar kita akan condong kepada kita karena izin Allah.  Begitu pula apa yang terjadi kepada Nabi Ibrahim, maka sebahagian manusia yang mengunjungi dan mau melaksanakan sholat di tempat itu, karena sebagian manusia, maka yang datang kesana pastilah mereka yang beriman, karena negeri Makkah tersebut adalah negeri Haram, negeri yang Allah jaga didalamnya untuk tidak melakukan kemaksiatan.  Jikalau doa Nabi Ibrahim adalah bukan sebagian dari manusia, maka seluruh manusia akan mengunjungi Makkah, namun yang sebagian itu adalah mereka yang beriman dan berislam dari apa yang sudah Allah tetapkan.  Semoga kita termasuk dari sebagian manusia yang termasuk dari doa dari Nabi Ibrahim.  Maka dari itu menegakkan sholat yang semata-mata untuk Allah itu, adalah doa yang pertama yang harus dipanjatkan oleh kita semua agar istiqomah dalam menjalankannya dan tidak ada dalam hati kita Riya’ kepada manusia, selanjutnya doa kedua adalah memohon agar orang-orang ditempat kita yang baru dapat bersama-sama condong kepada kita karena karakter baik yang kita tunjukkan sebagai muslim dan mukmin, sehingga point yang ketiga akan muncul, dari arah yang tidak disangka-sangka yakni;

3.    Beri rezekilah mereka dari buah-buahan, yang mendefinisikan bahwa ketika Sholat sudah tegak dan manusia yang berada disekitar kita sudah condong kepada kita, maka Allah akan memudahkan atas izinya Rezeki yang melimpah dan barokah, dari arah yang tidak tahu dari mana datangnya, baik dalam waktu cepat, berangsur-angsur, lambat, diganti yang lebih baik atau bahkan nanti di akhirat kelak kita dapatkan.  Maka dari itu pesan Ustadz kami, berdoa itu tidak langsung pada hal yang pertama untuk meminta rezeqi dulu, namun diawali dengan menegakkan sholat sebagai karakter utama kita. Lalu berdoa agar manusia disekitar kita condong pada kita untuk juga ukut serta dalam kebaikan dan terakhir baru berdoa untuk rezeqi itu sendiri.  Namun juga jika kita hanya berfokus pada yang pertama makan Allah sendiri yang akan memberikan point yang ketiga dengan ke Maha Luas RezeqiNya.  Semuanya akan mudah dengan fokus pada Sholat, jika sholatnya baik, maka hal-hal lainya akan Allah perbaiki dan mudahkan.  Semuanya berawal dari sholat.  Jika point yang pertama ini rusak, maka kesudahanya akan begitu pula.  Rezeqi yang Allah berikan memang sudah ditetapkan, dibagi dan dipergulirkan sampai kita mati, namun dengan Sholat rezeqi itu dapat lebih mudah, lebih lancer dan lebih berkah karena sejatinya rezeqi itu bukan hanya sekedar uang, tapi segala nikmat yang didapatkan untuk menjalankan roda kehidupan itulah rezeqi (kutipan dari Ustadz Khalid Bassalamah).  Dan selanjutnya kita dimudahkan untuk bersyukur atas apa yang Allah berikan.

 

Dari ketiga point yang penulis paparkan, merupakan murni dari apa yang sudah disampaikan Ustadz kami sebagai bentuk wejangan kepada kami.  Walupun itu ditujukan kepada saudara kami yang sedang membangun dan mengembangkan pondok, namun wejangan itu juga tertuju pada kami yang juga ikut mendengarkan.  Semoga apa yang sudah dipesankan Ustadz kami kepada kami sebagai penulis juga bisa diambil hikmah dari apa yang disampaikan, karena semua guru yang memberikan nasehat kepada kita, adalah bentuk kasih sayangya kepada kita dan itu pula bentuk cinta Allah kepada hambaNya dengan mempertemukan orang-orang baik yang mendukung, mensuport dan menjadikan mereka orang-orang yang berada disekelilingnya.  Semoga orang-orang baik yang Allah datangkan kepada kita semuanya akan Allah pertemukan juga nantinya di Jannah Nya.

 

Hadanallah Waiyyakum

Wassalamualaikum

Blitar, Ssabtu 26 Oktober 2024, dikamar anakku pas waktu sholat Isya 18.44 semoga Allah memberikan kemudahan untuk istiqomah dalam menegakkan Sholat.

Menjawab 10 pertanyaan

  Oleh: Idham Okalaksana Putra               Ada beberapa pertanyaan dari seroang teman yang menceritakan pengalamanya berbincang deng...